every pieces has it own story

Rabu, 14 Desember 2011

I heart it :)

I hope we will always remember this thing, dear.
Cause i do love that moment
When we share good time, laugh, and also joke.
We laughing ourselves and make the world better....
Will you remember it like i do?
This word that's come from you spontaneously as a respond to my story....


"Filosofi Chiki dan Tango"

Cause i really have a good time with you right at that moment :)
Hope this will last forever



xoxo

Sabtu, 19 November 2011

the question is



pernah kepikiran ga sih,
satu pihak yang oversensitif atau justru malah pihak lain yang super duper cuek?




-end of discussion-

Senin, 07 November 2011

the weirdest question is

Pernahkah kamu mengalami ujian yang pilihan soalnya nyaris atau bahkan hampir sama untuk setiap pilihan jawabannya? Hanya merubah kata awalnya saja, bahkan. Saya pernah, baru saja saya alami pas UTS di semester 7 ini malah. Entahlah itu menjadikannya sebagai soal ber-distractor power paling bagus atau malah sebaliknya. Saya hanya bisa menebaknya hingga kini.
Soal yang ajaib itu muncul pada salah satu mata kuliah yang lucunya sekarang bikin mulut saya tertarik ke atas setiap kali dengar nama mata kuliah itu disebut karena beberapa peristiwa aneh bin ajaib yang menyertainya.
Begini bunyi soalnya, kurang lebih kalo tidak salah : "Interview dalam konseling merupakan hal yang...."
Dengan pilihan jawaban (a) terkadang perlu , (b) barangkali perlu, (c) mungkin perlu, (d) mutlak perlu.

Nah loh nah loh, apa reaksi kamu kalo dihadapkan pada soal dan pilihan jawaban yang seperti itu? Bingung? Reaksi saya adalah senyum nyengir pas pertama kali baca, tapi kemudian kembali membacanya lagi. Ini soal punya kans untuk menjebak orang-orang banget sih, tapi kok jadi lucu yaaa :D

Kalo soal di atas ajaib karena permainan bongkar pasang kata awal pada pilihan jawaban, lain lagi pada soal pilihan ganda lain di mata kuliah yang lain. Yang satu ini bener-bener nguji kognitif dan membuat kami harus memutar otak dan bermain dengan kognitif kami dalam waktu yang lumayan lama untuk menyelesaikannya. Namun, kalo ditanya sampai sekarang pun, saya nggak yakin apa jawaban yang saya berikan benar adanya karena setelah diartikan menurut saya pun pilihan jawabannya bisa lebih dari satu. Nah loh??
Begini nih soal yang bikin mumet kognitif anak-anak mahasiswa semester 7 (less or more) :
"Berikut ini bukan merupakan alasan untuk tidak menghentikan konseling adalah...."

Hwoooh...kebayang ga sih, bingungnya muka anak-anak pas ngadepin soal yang satu ini.Bahkan saya menyerah untuk membacanya lagi pada saat saya melakukan koreksi untuk yang ketiga kalinya karena takut iman saya akan tergoda untuk mengganti jawaban semula ke jawaban yang juga belum tentu keabsahan benarnya.
Ini cerita absurd soal ujian saya, gimana kamu? :)

Sabtu, 05 November 2011

Ketika perjalanan itu disudahkan

Saat hidup menjadi persinggahan sementara, itu yang saya pikirkan ketika saya merenungkan berita yang saya dengar pagi tadi.
Tanpa dinyana, berita duka itu bergulir lewat pesan singkat dari handphone ke handphone. Kabar pertama yang saya dengar dari Hesti, saat mata saya masih sayu. Mengantuk. Setengah tidak percaya, saya ulangi lagi. Masih juga saya tepekur, saya resapi. Namanya memang nama teman satu angkatan saya, domisilinya pun sesuai kabar terakhir yang saya dengar. Masih tak percaya, tapi tetap saya forward sms itu. Berharap akan ada kabar yang mengonfirmasi ulang sms itu begitu saya kirim ke orang yang lain. Tak lama kemudian, mulai berdatangan kabar yang sama walau dalam redaksi kata yang tak persis sama.
Dan tak lama, status-status pun silih berganti menyatakan ungkapan turut berduka. Tak cuma di status, grup angkatan bahkan grup Muda Ganesha, Alumni SMA 1 berkomunikasi. Sampai saat itu saya masih bingung, linglung. Hingga belum juga bereaksi pada segala macam ucapan-ucapan ini, hanya sekali-dua kali meng-klik like pada status-status senada yang saya temui.

Ya Allah, nyatakah berita ini? Ya Allah, begitu cepat kau panggil hamba-Mu yang bahkan masih semuda itu, umurnya pun masih tak jauh berbeda dengan saya. Secepat itukah, ya Allah? Secepat itu mungkin batas kami menggoreskan jejak, kenangan, dan pencapaian di dunia ini. Secepat itu kau sudahkan perjalanannya. Semuda itu, bahkan ia belum sampai pada persinggahan cita-citanya, (tinggal) kurang dari satu tahun lagi seharusnya. Bahkan ia belum sempat mengecap kehidupan selepas perkuliahan, mengejar mimpi-mimpi, dan juga harapan yang belum tercapai. Ya Allah, secepat itu?
Bulan Ramadhan yang lalu padahal kami masih berjumpa, walau (mungkin) tak sempat terlalu bertegur sapa. Tapi masih ada teman saya itu di antara ratusan senyum anak-anak yang lain. Yang dengan sumringah bahkan foto angkatan, yang dengan sumringah foto per kelas masing-masing, yang tidak menyangka (ternyata) untuk terakhir kalinya dengan dirinya.
Kalau ditanya, apa saya se-shock itu? Mungkin iya, atau mungkin juga tidak? Jika dilihat dari kedekatan, memang saya tidak dapat dikatakan sangat dekat. Namun, tidak juga bisa dikatakan tidak dekat. Saya kenal dari SMP hingga berlanjut SMA, walau tidak dekat.
Dia sosok yang baik, berbakat, kalo kata saya dulu pas awal tahu dia yang pertama saya ingat kalo lihat dia pas SMP adalah "Ini nih orang yang jago banget gambar.Juara Porseni semasa SD."
Saat SMA pun, dia sempat beberapa kali mengalami kecelakaan. Mulai dari tangan yang cedera, kaki, hingga sempat di-gips. Mengutip ucapan teman saya, saat itu ia dibilang punya 9 nyawa seperti kucing. Saking tahan banting-nya dia. Yang walaupun habis kecelakaan dan kena perban atau gips masih aja bisa senyam-senyum. Cengengesan. Ternyata, kini itu semua tinggal kenangan, sosok itu telah tiada.
Ini pertama kalinya bagi saya, mengalami kehilangan teman seangkatan. Yang bagi saya membuat tersadar. Hidup kita begitu singkat, tidak ada yang tahu kecuali Sang Penguasa Takdir akan batas umur kita untuk akhirnya jadi
expired. Kita tidak tahu akankah esok kita masih mendapat kesempatan untuk menghirup nafas kehidupan, mengukir jejak langkah, menorehkan prestasi, berguna bagi sesama. Entah, apakah esok masih ada. Atau setahun dua tahun, berapa lagi sisa waktu kita? Sudah cukupkah tabungan amal kebaikan kita? Sudah cukupkah bekal kita untuk menghadap-Nya?
Sekali lagi saya terpekur, sangat jauh saya dari bayangan itu pada awalnya. Hingga kini dan rasa syukur itu menyusup di tengah perasaan duka ini. Rasa syukur karena hingga kini saya masih mendapat kesempatan untuk hidup, masih diberi umur untuk diisi dengan hal-hal bermanfaat (semoga).
Ya Allah, ampuni hamba-Mu yang sering khilaf, yang masih belum tersadar, yang masih belum total dalam menjalankan ibadah kepada-Mu ini. Ampuni kami, Ya Allah dan tunjukilah kami jalan yang Engkau ridhoi.
Teruntuk kawan kami, kami mohon berikan tempat terbaik baginya di sisi-Mu.

Selamat jalan Aldani Zaafaron. Selamat jalan kawan, doa kami menyertaimu. Semoga Allah SWT memberikan tempat terbaik di sisi-Nya. Amiiiin....Rest in Peace, Acong...

Kamis, 27 Oktober 2011

superman is YOU

I’m more than a bird...
i’m more than a plane
More than some pretty face beside a train
It’s not easy to be me
Wish that I could cry
Fall upon my knees
Find a way to lie
About a home I’ll never see
It may sound absurd...but don’t be naive
Even heroes have the right to bleed
I may be disturbed...but won’t you concede
Even heroes have the right to dream
It’s not easy to be me

-Superman, Five For Fighting-



Even if you see me like wonderwoman, but what i really need is not a 'Superman'.
Someone who really strong, never cry (maybe), super in (almost) everything.
I don't want you to be like that. I don't need it.
I just need you, for who you are and what are you becoming. Because even Superman sometimes wishing to be seen as an ordinary man.
And that's the way it is. That's the way he is.

-I’m only a man in a silly red sheet. Digging for kryptonite on this one way street. Only a man in a funny red sheet Looking for special things inside of me-
(Superman, Five for Fighting)

you maybe not a superman but i do love you
then for me
superman is YOU


fix the world up for you :)

The best part of having someone around and care about you is ...

gambar diambil dari sini

Selasa, 25 Oktober 2011

kehilangan pagi

gambar diambil dari sini

"Kehilangan pagi itu ga enak ya."
Saya baru saja mengalaminya hari ini. Yah, itu yang ada di pikiran saya sekarang. Terbangun dengan kaget karena jarum jam udah menunjukan pukul 10.00 WIB. Whaaat? seketika saya tersentak. Padahal niatnya saya mau baca-baca pagi ini, mengingat udara pagi yang masih super enak buat ngapa-ngapain dan mengumpulkan mood untuk bekal hari ini.

Pagi saya yang hilang berujung pada bangun saya yang kurang segar, kepala rasanya berat, dan badan masih pegal-pegal akibat bulutangkis di hari sebelumnya. Walaupun menyenangkan, saya akui tampaknya badan saya masih harus melakukan penyesuaian ekstra pada kegiatan yang akan jadi rutinitas saya itu sejak dua minggu kemarin. Yah, sebagai salah satu usaha untuk menuju hidup sehat. Apalagi kalo bukan membiasakan olahraga seminggu sekali.

Hwoooh...saya mau peregangan dulu nih rasanya.*liak-liuk badan*
Lirik ke arah kasur, buku Konseling pun sudah tergeletak manis. Minta banget dibaca. *Ya iyalah, materinya dari satu buku itu bahkan. No Handout this time!*
Hu yeeeeeaaaahhhhh! Yuuukk aaaaah hajar hajar hajar UTS kali ini!
I'll go over miles to reach you my mood!
Mandi dulu aaah yuuuk~

Good(late)morning sunshine!
Gambar diambil dari sini

Booster!

Lagi edisi menjelang UTS Neuropsikologi nih ceritanya. Dan sumpah, saya dalam keadaan agak tidak antusias saat itu. Yah, walaupun mengingat fakta yang banyak digadang-gadang teman seangkatan tentang UTS terakhir kami sebagai satu angkatan 2008 kali ini. Tapi ya itu, saya udah telanjur mandeg, mungkin jenuh dan berakhir pada semangat belajar yang sedikit angot-angotan. Ceritanya saya lagi iseng-iseng chat di Facebook hari minggu pagi itu, cari apapun lah pelipuran hati dari kenyataan yang pahit bahwa UTS sudah di depan mata. Beberapa orang saya sapa-sapa dan dijawablah sama mereka-mereka ini. Salah satu yang berujung dengan obrolan panjang adalah dengan salah satu junior. Dari A sampai Z, saya akhirnya cerita kalo saya lagi mau UTS dan sedang males to the max untuk belajar. Nah, anak yang satu ini serta merta menyampaikan lah kata-kata yang menurut saya oke punya. Dia juga ga henti-henti ngingetin saya buat menyegerakan shalat, tepat waktu makin bagus lagi.
Begini,


Terkadang hidup teramat melelahkan, merampas jejak hati, menggoyahkan sendi, merapuhkan iman. Hanya cinta kepada Allah-lah yang senantiasa membuat kita bisa bertahan. Cukuplah Allah yang menyemangati kita, sehingga tanpa sadar tiap peristiwa menjadi teguran atas kemalasan kita, cukuplah Allah yang memelihara ketekunan kita, karena perhatian manusia kadang menghanyutkan keikhlasan kita. Semoga Allah menjadikan kita pribadi yang bermakna, pribadi yang saat membaur ia mampu menyemangati saudaranya dan saat ia sendiri ia mampu menguatkan dirinya sendiri. (Fariana, 2011)

Dan satu lagi, yang ini dari Mahatma Gandhi sih sebenernya kalo ga salah begini kutipannya :

Kepuasan terletak pada USAHA dan bukan pada HASIL. USAHA keras adalah KEMENANGAN yang HAKIKI
-Mahatma Gandhi-


Sedikit banyak kata-kata ini jadi semacam cambuk bagi saya untuk bangkit kembali dan semangat buat hajar UTS. Yah, memang benar yang utama adalah sejauh dan sekeras apa kita berusaha. Perihal hasil memang akan muncul belakangan dan manakala hasil itu ternyata tak sesuai ekspektasi semula maka yang terpenting upaya termaksimal sudah kita lakukan-upayakan. Usaha terbaik sudah kita berikan dengan optimal dan hasil yang akan kita petik nanti Insya Allah tidak akan membuat kita kecewa. Ya nggak ?


Thanks ya, Ki. I owe you one :)

Minggu, 23 Oktober 2011

Four words

Iseng-iseng buka tumblr-walking teman-teman dan menemukan satu yang menarik. Pas ngebuka tumblr-nya Yunda di http://dearannmydeer.tumblr.com/ , dan serta merta menemukan hal yang menarik : 4 words that describe you!

Walhasil saya yang kepo-nya tergelitik pun mencobanya. With the final result of these four words:
Dependent. Peaceful. Talented. Passionate.


Tidak berhenti sampai di situ, saya pun melanjutkan keisengan *contoh tidak baik menjelang UTS* dengan cari tahu lebih lanjut definisinya di Merriam-Webster dan hasilnya....
Eng ing eng....!

Dari http://www.merriam-webster.com/dictionary/dependent


1. Dependent


Definition of Dependent


1: hanging down
2 a : determined or conditioned by another : contingent dependent on the weather>
b
(1) : relying on another for support <dependent children>

(2)
: affected with a drug dependence
c : subject to another's jurisdiction dependent territory> d : subordinate 3a <dependent clauses>
3 a : not mathematically or statistically independent dependent set of vectors> <dependent events> b : equivalent 6a <dependent equations>
de·pen·dent·ly adverb


2. Peaceful

Definition of PEACEFUL

1
: peaceable 1
2
: untroubled by conflict, agitation, or commotion : quiet, tranquil
3
: of or relating to a state or time of peace
4
: devoid of violence or force



3. Talented

Definition of TALENT

1
a : any of several ancient units of weight b : a unit of value equal to the value of a talent of gold or silver
2
archaic : a characteristic feature, aptitude, or disposition of a person or animal
3
: the natural endowments of a person
4
a : a special often athletic, creative, or artistic aptitude b : general intelligence or mental power : ability
5
: a person of talent or a group of persons of talent in a field or activity


4. Passionate

Definition of PASSIONATE

1
a : easily aroused to anger b : filled with anger : angry
2
a : capable of, affected by, or expressing intense feeling b : enthusiastic, ardent
3
: swayed by or affected with sexual desire
pas·sion·ate·ly adverb
pas·sion·ate·ness noun


W.O.W ! Nyaaaaa~
What do you think? Is it good or bad? Is it true?
What about yours? Come try it by yourself!

Jumat, 21 Oktober 2011

song to the sing #3

Wish you were here
by Avril Lavigne


I can be tough, I can be strong
But with you it's not like that at all
There's a girl that gives a sh*t
Behind this wall, you just walked through it

PRE-CHORUS
And I remember all those crazy things you said
You left them running through my head
You're always there, you're everywhere
But right now I wish you were here

All those crazy things we did
Didn't think about it, just went with it
You're always there, you're everywhere
But right now I wish you were here

CHORUS
Damn, damn, damn
What I'd do to have you
Here, here, here
(I wish you were here)

Damn, damn, damn
What I'd do to have you
Near, near, near
(I wish you were here)

I love the way you are
Is who I am, don't have to try hard
We always say, say it like it is
And the truth is that I really miss

PRE-CHORUS
All those crazy things you said (things you said)
You left them running through my head (through my head)
You're always there, you're everywhere
But right now I wish you were here

All those crazy things we did (things we did)
Didn't think about it, just went with it (went with it)
You're always there, you're everywhere
But right now I wish you were here

CHORUS
Damn, damn, damn
What I'd do to have you
Here, here, here
(I wish you were here)

Damn, damn, damn
What I'd do to have you
Near, near, near
(I wish you were here)

No, I don't want to let go
I just want to let you know
That I never wanna let go
Let go (oh, oh)

No, I don't want to let go
I just want to let you know
That I never wanna let go
(Let go, let go, let go, let go)
(Let go, let go, let go, let go)

CHORUS
Damn, damn, damn (damn)
What I'd do to have you
Here, here, here
(I wish you were here)

I wish you were here

Damn, damn, damn
What I'd do to have you
Near, near, near
(I wish you were here)

Damn, damn, damn
What I'd do to have you
Here, here, here
(I wish you were here)

Damn, damn, damn
What I'd do to have you
Near, near, near
(I wish you were here)


Source : http://www.absolutelyrics.com/lyrics/view/avril_lavigne/wish_you_were_here

Rabu, 19 Oktober 2011

The next big things

Saya lagi sedikit kehilangan semangat nih. Entah buat nulis, baca, atau bahkan membuka laptop. Makanya saya coba buat nulis lagi di blog ini, semoga bisa (sedikit-banyak) membangkitkan mood saya untuk beraktivitas di malam hari.
Hmm...sebenarnya saya bukannya sedang tidak ada kerjaan sama sekali. Lumayan banyak malah check list yang mestinya saya buat untuk semester ini.

Yuuk mari kita rekap dulu :

1. Nulis logbook konseling, dikumpul pas UTS. Yak, yang mana itu adalah minggu depan *melotot*

2. Bikin makalah kelompok kecil, masih buat konseling juga. Yang mana akan dikumpul setelah UTS


3. Makalah dan presentasi Neuropsikologi tentang Head Trauma, tercakup di dalamnya mengenai contoh film yang menggambarkan keadaan ini, penjelasan teoritis, dan presentasinya. Untuk yang satu ini saya bahkan belum clear banget tentang sistematika yang seperti apa. Satu pe-er lagi buat yang ini adalah pinjem atau cari bukunya


4. Wawancara kualitatif yang pertama kalinya, satu subjek untuk satu kelompok dulu.

5. Mulai cicil buat tugas presentasi Stres dan Keselamatan Kerja yang mana akan dipresentasikan 2 minggu setelah UTS.

6. Cari dan baca jurnal untuk tujuan: Makalah Konseling, Makalah Neuro, makalah stres dan keselamatan kerja, Bahan Skripsi - yang juga masih membikin galau *fiuuuh*

7. Mulai pikirin acara buat Lisumaan dan juga buat PPB-an kampusnya

8. Cek dan ricek segala kegiatan terkait P dan K-an. Hoyooooh semangat untuk beberapa bulan terakhir kepengurusan!

Beuuuuh...banyak yak to do list-nya. huhu
Tapi yuuuk aaah semangat untuk semuanya. Setelah ini semua selesai insya Allah kita akan tersenyum dengan bahagia. Ya Allah, berilah kelancaran untuk semester ini. Lancarkanlah semua urusan, berikanlah jalan yang terbaik.

Amiiiin ~

Kamis, 06 Oktober 2011

This day, the other emotional day

Sudah tahu lah ya, kalau minggu ini lagi ada event kompetisi ilmiah yang lagi happening di UI. Dan ini jadi salah satu ajang kompetisi keilmuan untuk masing-masing fakultas.
Yah, cerita saya minggu-minggu ini tampaknya tidak akan jauh-jauh dari situ. Sesuatu yang jadi concern saya dan beberapa teman saya serta banyak anak Psikologi lainnya.
Sesuatu yang kami perjuangkan bersama dan menjadi kebanggaan kami karena proses untuk sampai pada tahap ini pun cukup panjang dan tidaklah mudah.
Dan....

Kali ini lagi-lagi saya kecewa. Untuk kesekian kalinya minggu ini. Dan bersumber pada orang-orang yang sama.
The exact same person. Yes, again. As if it doesn't enough they ruin my mood, my emotion, my stamina (almost) this whole week.
Please, can you hold your own promises? Even just for once? Cause it seems to me that this is just stuff that comes easily from your mouth...perfectly...with no hesitation (when you talk about it).
It happen in the exact same day. In the morning you say "Yes, we can. Yes, we will do that". But, surprisingly in the evening you easily give me "No" word.
You say that you can't.

Padahal apa yang terjadi sudah kita amini bersama memang merupakan kesalahan panitia. Dan sudah kita sepakati jalan keluarnya, walau memang seperti yang sudah saya katakan di awal saat hal ini ditawarkan dan kesepakatan dibuat ada kemungkinan fakultas lain tidak setuju.
Saya pun juga menanyakan sikap dan kemungkinan reaksi kalian yang masih kalian sanggupi untuk memperjuangkannya. Tapi mana buktinya? Apa yang kami dapat? Justru tawaran negosiasi lain yang jauh berbeda dari kesepakatan awal. Why change? Why now? Are you afraid because incident in this evening?
Sudah cukup tertamparkah kali ini?

Jangan kalian kira karena kami fakultas kecil dan (mungkin) sebagian besar yang kalian lihat wara-wiri mengurus hal ini adalah kami para perempuan lantas kami juga akan diam tanpa berontak. Lalu kami hanya akan bilang "Iya". Is it what you think about us?
Heiyyaaa...kami ini perempuan kalau sudah marah juga bisa sangar lho. Kami pun punya back-up laki-laki yang siap maju membela fakultasnya yang teraniaya.
Jangan pikir kami masih akan bisa terus sabar dan kooperatif dengan kalian jika sikap kalian berubah-ubah begini.
Sampai pada titik tertentu jika kalian masih begini mungkin seperti yang Alim bilang, kami pun tidak akan bisa kooperatif lagi pada kalian.
Jangan kalian pikir karena kami masih bisa tersenyum kepada kalian lantas kami tidak memiliki unek-unek, kekesalan, kekecewaan tersendiri kepada kalian.
Lima hari di minggu ini dan juga satu-dua hal di hari lain sebelumnya sudah cukup mengakumulasi apa yang kami rasakan sekarang ini.
Bagi saya pribadi, ini tak ubahnya panitia tidak punya pendirian. Lagi-lagi tidak punya ketegasan. Tidak punya pegangan dan mudah goyah.
Sudah saya bilang di paginya juga kan, penetapan sanksi itu penting jika memang ada larangan dan aturan. Benar kan, baru dibahas paginya dan hal yang sama dipertanyakan oleh orang yang berbeda di sore harinya.
Kali ini di depan umum, di dalam forum. Tidak cukupkah itu jadi tamparan bagi panitia?
Secara keseluruhan, kami pun telah dirugikan tidak hanya satu melainkan pada beberapa bagian.
Capek?
Jelas iya. Ga cuma pikiran tapi juga hati.
Kecewa?
ga perlu ditanya.
Kesal?
Itu pasti.

gambar diambil dari sini

Memang ini pembelajaran buat kita bersama. Tapi pertanyaannya, apa anda juga mau belajar dari kesalahan anda dan menjadi lebih baik di hari berikutnya?
Well...let's see what will happen next.
Can't wait to see what comes next when the closing finally reveal.

Rabu, 05 Oktober 2011

All we need is

Honestly, we don't need just your sorry.
All we need is your act, your respond, and your consistency of what you hold from the beginning.
Yes, your sorry is acceptable and we do accept it. But, what do you do next? Please, re-thinking it!
All we need is not just your acknowledgment of how great we are or how awesome we are as a unity.
But the one we need is your appreciation not look it by your glasses of victory nor medals.
How good we are?
It somehow will change, because greatness comes with process.
And somebody with greatness sure do the right things and stands up for their words, their rules. When this rules really fair.
Then when the times is comes, we can proudly stands and say : "We are great by the process we through together : learning, misundertanding, negotiating, act, and sorry as a whole"


This week really hectic. Yes, it is. Cause not only there are some troubles on my internal campus stuff with one committe of 'you know what' and so do in external organization life.
There are some issues too.
This time is about discrimination and (also) unfairness.

Why we always be the last to know about the news from Lisuma Jakarta. And why this news doesn't comes from the chairman himself. Instead, it comes from our organization partner which is equal with us.
We don't mean to be so demanding, we also don't want to be so exclusive like maybe others see or think about us. In their perspective.
We just need to get the same treat as others.
All we need is fairness.
Just it.
Please treat us like you treat your junior from your almamater.
We don't need campus arogancy. Like you said, we don't need it in our organization.
If you think we don't care about it yesterday or some other old day then you think...
So, why bother now?
because we care about this, we wanna become professional who stands for our promises
and as one of a team, one organization under Lisuma Jakarta we demand comfortable surrounding which means same opportunity, same respect, and same acknowledgement.


This is really unhappy, unwelcome week of mine.
Although in one day i have great time with my friends and also my boyfriend.
And i get Sebastian from Timezone playing games but this stuff I mention earlier above is have bigger chance to ruin it completely and make this week become unpleasant week.
Please don't stay, just go and disappear.
And give a very good luck for our kontingen so we can give our best and make them believe that WE CAN!
And we ready to be the real CHAMPION


xoxo.
End of discussion

Selasa, 27 September 2011

Just saying

Postingan kali ini sebenarnya salah satu wujud entah kekecewaan-kekesalan saya juga sama salah satu penyelenggara acara di kampus. Hanya ingin menyuarakan seruan hati sebenarnya. Jadi yah para pembaca yang budiman...don't expect too much :)

Salah satu teman saya men-
tag nama saya di statusnya hari ini dan itu dipicu satu kejadian kurang menyenangkan di hari sebelumnya.
Thinks: "What's the point of holding a (supposed to be) democratic hearing if in the end you still don't want to change anything?"
*Still can't decide whether to join in or walk out of the competition. In the end, I think it's all because they don't tell us about that before the registration. What do you, think?
Hal itu sebenarnya yang menggelitik saya untuk menuliskan jawaban saya (selain di status teman saya itu) juga di blog saya ini. Kejadian di hari kemarin menurut saya cukup disayangkan. Kejadian itu (bagi saya pribadi) mengindikasikan bahwa pada kenyataannya satu pihak ini kurang bisa memahami apa yang menjadi sudut pandang dari pihak lain. Mungkin mereka kurang paham seyogyanya pihak penyelenggara merupakan fasilitator yang juga perlu memperhatikan kepentingan lain dari peserta, juga hak peserta. Saya pribadi mengamini bahwa seharusnya bila memang ada perubahan terkait teknis penyelenggaraan atau peraturan semacam itu diberitahukan di awal karena ekspektasi/patokan kita (para peserta) adalah penyelenggaraan tahun sebelumnya. Mungkin akan jadi berbeda kalau peraturan ini sudah di-launch dari tahun-tahun terdahulu atau sebelum registrasi dimulai, misalnya.
Apalagi diperbandingkan dengan kompetisi lain. Kompetisi-kompetisi lain pada umumnya secara
fair telah memberitahukan aturan main di awal sebelum peserta melakukan registrasi. Saat akhirnya peraturan itu disampaikan di akhir, salahkah kalau peserta-peserta teriak-berontak?
Memang benar, panitia punya 'kuasa' atas kompetisinya. Memang benar, 'seharusnya' peserta ikut aturan main panitia. Tapi jika dan hanya jika penyelenggara juga
fair sama pesertanya. Kalau penyelenggara hanya satu arah saja tanpa melihat kepentingan peserta, salahkah kalau peserta menjadi marah? Hmmm...tanya kenapa??? :D

gambar diambil dari sini

Sabtu, 27 Agustus 2011

kecewa itu...

Kecewa itu bisa terwujud ke dalam berbagai hal. Bisa terjalin dari berbagai rajut peristiwa. Kecewa itu bisa bermacam makna bagi orang-per orang.
Tapi bagi saya saat ini, kecewa itu teramu sedemikian rupa.

Kecewa itu, saat janji yang sudah terlontar, teramini, dan tersepakati justru tak terealisasi. Bukan karena tidak bisa sama sekali tapi justru karena tidak ingin memperjuangkannya lagi
Kecewa itu, ketika kedekatan yang selama ini dirasa sudah terjalin sepertinya hanya berjalan satu arah tanpa timbal balik dari arah sebaliknya
Kecewa itu, saat hubungan yang selama ini dirasa terjalin baik ternyata bukan jaminan kekompakan
Kecewa itu, ketika bergantung pada kesepakatan awal yang ditentukan tapi malah akhirnya hanya satu pihak yang memutuskan
Kecewa itu, ketika memang ada hal yang tidak 'srek' tetapi justru disembunyikan dan bukannya dibicarakan selesaikan
Kecewa itu, ketika waktu semakin sempit dan tidak ada kabar yang menentramkan
Kecewa itu, saat hanya ada segelintir orang yang tahu tapi kita sendiri menjadi terakhir bahkan hampir menjadi orang yang tidak tahu
Kecewa itu, saat aku tak tahu lagi apa arti kita selama ini bagi kamu atau dirinya

Kamis, 25 Agustus 2011

Birthday to remember


24 Agustus 2011,
Ulang tahun kali ini, sama seperti tahun kemarin ada dua orang yang sama dalam urutan membuka dan menutup hari istimewa dalam hidup saya.
Orang pertama yang membuka, mengawali, menjadi orang pertama yang mengucapkan selamat atas pertambahan usia menjadi 21 tahun di tahun ini *halah, tua ya saya :D*, tak lain dan tak bukan adalah saudara satu tanggal dan tahun lahir. Dan juga teman seperjuangan di Lisuma UI, siapa lagi kalo bukan si abang Dio. Orang yang sama-sama menjalani hari istimewanya, orang yang sama-sama mereguk kebahagiaan atas pertambahan usia.
Menjelang siang, semakin banyak ucapan berdatangan, mulai dari sms hingga ucapan via facebook mungkin pula twitter. Saya sangat jarang membuka twitter jadi i don't know for sure. *But now, i know it for sure. Banyak juga yang ngucapin di situ. Aaah.....bahkan si bracun dan juga baban
kasi ucapan. Ga nyangka mereka masih inget juga sama ulang tahun saya itu.
Doa dan ucapan tak henti-henti bergulir, bahkan hingga esok haripun masih ada yang menyempatkan diri mengirimkan doa-doa terbaik untuk saya. Dan saya sangat bersyukur karena banyak orang yang menyayangi saya, mau rela-rela menyempatkan mengirim ucapan selamat kepada saya. Bahkan orang-orang yang nomornya sempat hilang dari daftar kontak di handphone saya dan terpaksa dengan tidak enak saya tanyai dulu nomor siapa itu. Buat kak Nana, Laila, Nia, Sapto, Wulan (yang bahkan beberapa kali mengalami ini), kak Dechan, Galih, Ollyn, Rifa, dan temam-teman yang lain... Really-really am sorry :(
Ceritanya, sampai saat itu si bocah belum juga mengucapkan selamat. Jangankan selamat, sepatah kata atau secuil kabar via sms pun nihil darinya hari itu. Yah, bisa dibilang saya pun pasrah. Si bocah memang sedang bercabang pikirannya ke na-ni-nu-na-ni-nu. Paling banter juga lupa, begitu pikir saya. Walau sempat berharap, semoga polanya sama dengan yang dipakainya setahun yang lalu. Meski setahun yang lalu separo gagal karena sms-nya baru nyampe ke handphone saya pas sahur, jam 3 dini hari tanggal 25 Agustus 2010.
Betul saja, akhirnya pada pukul 11.45 pm handphone saya bergetar. Panggilan yang masuk ke handphone saya itu dari nomor abang, tapi saya sudah tebak itu dari si bocah.
Dan, benarlah tebakan saya itu. Modus yang sama dia lakukan kali ini. Menjadi orang terakhir yang menutup hari istimewa saya dan mengucapkan selamat bagi saya.
Salah sebenarnya dia menelpon malam itu karena saya lagi galau to the max. Jadilah saya sukses curhat sama si bocah. Ga ada salahnya sih, tapi jadi sedikit merusak suasana bahagia saya dan juga setting suasana si bocah tampaknya. haha *maaf ya boch :(

Bagaimanapun ada kata-kata yang saya suka dari si bocah. Per kata dan urutannya saya ga inget persis, tapi kira-kira begini kutipan kata-katanya :
"Selama 1 tahun ke belakang dan tahun-tahun ke depan, inget kalo kamu nggak sendirian. Kamu punya aku yang bakal nemenin kamu, ada di samping kamu. Saat kamu sedih juga senang. Kamu yang sabar-sabar ya sama aku, maaf udah sering bikin kamu kesel-ngambek sama aku. Walaupun gitu, selama hampir setahun banyak saat-saat yang kita lewati bersama. Saat masa itu datang, inget kalo selain berbagi kesal juga sedih, kita juga pernah tertawa bersama dan berbagi kebahagiaan bersama. Saat aku tersenyum ke kamu, aku tersenyum karena kamu, dan sebaliknya.
Happy birthday, semoga menjadi semakin dewasa dan nggak sering-sering labil-galau lagi.
Ayo jangan lupa introspeksi dan refleksi resolusi-resolusi setahun kemarin dan mulai pikirkan resolusi selanjutnya untuk setahun mendatang."

Dan, untungnya dia telpon malem itu. Untungnya saya curhat sama dia malem itu, minimal bikin saya merasa semakin plong. Sedikit demi sedikit, banyak pandangan yang udah saya kumpulkan terkait urusan yang satu ini. Yah, walaupun bener kata dia kalau saya mah tetep aja galau bin labil juga. haha
Thanks ya, udah bela-belain melek sampai jam 12, nemenin sampai nyaris ketiduran buat denger curhat yang panjang bin lebar. I owe you ...
Aaaah.....me really love you, dear *love*

Semoga semoga semoga...harapan dan doa kamu, keluarga, juga teman-teman yang lain buat aku terkabul ya. Kalo mengutip kata Wening, yoook bilang Amiiiin :D


Rabu, 24 Agustus 2011

note to myself #4


You are the one who should invent your life.
Plan it. Start it. Make it. Be responsible for it.


Selasa, 23 Agustus 2011

Kamera-kamera yang saya mau :D

Yuuuk aaah, lupakan sejenak segala macam galau-galau dengan segala bentuk-perwujudannya. Sekarang saya mau cerita sekaligus unjuk gambar kamera-kamera menarik yang berhasil 'nyantol' di hati saya. Lumayan lah, buat saya beranjak sejenak dan sukses bikin saya cuci mata :D
Walaupun tulisan ini mengambil judul seperti itu, sebenarnya ini ungkapan kemupengan saya aja sih sebenarnya. haha

Nah, berikut ini saya mau tunjukin kamera yang pertama. Ini kamera polaroid, itu loh yang hasil fotonya bisa langsung jadi. Tapi ya cuma sekali doang untuk masing-masing foto.

Tentu aja, yang paling oye warna hitamnya si piano black yang elegant yet classie gitu ga sih? Tapi ya jelas, harganya pun oye punya. Terlepas dari penampilan elegant si hitam, si putih Hello Kitty juga cute buat saya. Dan kalau melihat masalah kepraktisan bawa, yang hitam paling atas juga oke punyalah (ga tau tipenya), haha. Wah, ketiganya oke punya laaah :)

Jenis kamera lain yang menarik perhatian saya juga ada loh. Kamera yang ini namanya Holga.
Nih, let me show you :)

Ada juga warna-warna lain, tapi saya lupa ini beda jenis atau ga. Pokoknya, jenis2 ini pun ada beragam pilihan warna :)


Jenis-jenis kamera ini bisa menghasilkan berbagai macam efek, tergantung tipenya yang juga ditentukan oleh banyak pin hole-nya juga
Salah satu contoh holga dengan efek-efek yang dihasilkan. It is cool, isn't it?

Selain itu, ada juga holga yang super mini, tapi sayangnya holga yang super mini ini terbatas juga pada efek yang dihasilkan. Atau malah kalau tidak salah bahkan tidak ada efek pada holga jenis ini.
Ini nih, Holga super mini >.<

Nah, saya juga tahu tentang Holga ini juga ga serta merta loh. Sebenarnya, foto-foto ini juga holga-holga yang ada saya tau juga saya ambil dari albumnya Ayu. Ayu jual segala macem kamera-kamera itu tadi. Jadi, boleh loh kalo mau ditengok-tengok juga.

Sekian share saya tentang kamera-kameraan yang menarik hati. Semoga bermanfaat :)

(another) 'bout the little things


I enjoy the little things in my life, do you?

tanggung jawab masing-masing

Semakin menginjak semester-semester akhir, mulai terasa kegalauan-kegalauan yang diakui atau enggak semakin nyata bagi mahasiswa tingkat akhir. Sebenarnya, itu yang saya rasakan. Yup, setelah di akhir semester 6 disadarkan akan galaunya magang yang luar biasa dan segala hingar bingar-hiruk pikuknya. Disadari atau tidak, menjadi mahasiswa yang menjalani tahun-tahun terakhirnya menjadi sebuah kegalauan tersendiri.
Kalo dulu, selepas semester 6 masing-masing mahasiswa dihadapkan pada pilihan tempat magang yang juga menjadi tanggung jawab masing-masing. Mau magang dimana, di tempat yang seperti apa dengan lingkungannya yang bagaimana, menjadi mandiri untuk pertama kalinya. (Mungkin) juga sepersekian keluar dari zona nyaman masing-masing. Tentu banyak yang didapat, direfleksikan, dan akan menjadi bekal di semester-semester berikutnya individually.
Perkara magang ini saja sudah cukup bikin galau, bikin cenat-cenut dan dag dig dug. Padahal ini urusan yang mungkin masih bisa dilakukan secara berkelompok atau minimal dengan satu-dua orang dan belum sepenuhnya sendiri bagi mahasiswa yang masih ditempatkan secara berkelompok di suatu tempat.
Lalu pertanyaannya, bagaimana dengan tanggung jawab masing-masing yang lebih berat lagi? Apa lagi kalau bukan penyusunan tugas akhir. Di sini jelas, masing-masing mahasiswa memiliki tanggung jawab atas tugas akhirnya masing-masing. Masing-masing mahasiswa bertanggung-jawan akan dirinya sendiri. Mulai dari penentuan topik yang ingin digarap, pencarian dosen pembimbing, hingga yang tergalau mungkin jika pada pertanyaan : "Mau lulus berapa tahun?" Belum lagi kalo pertanyaannya langsung to the point, " jadi, 3,5 ataukah 4 tahun?"
Men, sampai sekarang saya masih bingung loh. Jangankan mau menjawab pertanyaan terakhir yang pamungkas itu, wujud skripsi yang kira-kira separo matang saja masih bisa dibilang mengendap dan perlu digali lagi. Urusan menggabungkan passion dan meracik minat kita akan suatu hal menjadi karya yang menawan saja masih menjadi pikiran utama, apalagi pencarian segala bahan dan tanggung jawab perkuliahan dan organisasi yang belum selesai saja masih menjadi bagian dari pikiran.
Mungkin, mungkin saja dengan usaha keras hal tersebut bukan jadi suatu yang mustahil. Siapa pula sih yang ga bangga, bisa segera menyelesaikan studinya dengan cepat? Siapa sih yang ga senang akhirnya bisa mempersembahkan gelar Sarjana untuk orang tua dan keluarganya? Tapi itu semakin menjadi beban karena yang ingin dikejar tidak hanya 3,5 tahun penyelesaian masa studi. Tidak hanya 3,5 tahun yang meluluskan, tetapi juga kualitas tugas akhir yang gemilang. Saya ingin tugas akhir saya menjadi karya yang saya kerjakan dengan segenap kemampuan saya. Saya ingin tiket keluar saya dari Psikologi UI tercinta menjadi sesuatu yang istimewa dan bukan sekedar tulisan abal-abal.
Ketakutan saya yang lain, mungkin berujung pada pertanyaan : "Siapkah saya untuk lulus 3,5 tahun?" Terlepas dari kerja keras yang memang saya akui harus saya lakukan, tapi terutama siapkah saya setelah masa menjadi mahasiswa saya itu lewat? Siapkah saya menghadapi persaingan di dunia yang sebenarnya, tanpa terlindung oleh tembok kampus. Siapkah saya keluar dari zona nyaman saya selama ini? Sanggupkah saya bertanggung jawab nyaris sepenuhnya atas diri saya sendiri selepasnya?

Sampai sekarang, saya pun masih mencoba mencari tahu jawabannya dan juga berusaha membulatkan tekad.

Pada akhirnya, tiap-tiap manusia memang harus mengambil keputusan akan suatu hal. Banyak trigger yang menjadikan refleksi ini terbentuk, mulai dari post-post yang mau tidak mau menjadi separo mengintimidasi dan mendorong diri sendiri untuk segera memulai meracik tugas akhir. Banyak kawan yang sudah men-set tujuannya bahkan mungkin dari awal serta menanggung konsekuensinya dengan berani dan menjadikan diri pun termotivasi.
Kalaupun jalan saya memang harus seperti ini, satu yang saya pinta ya Rabb....lancarkan semua yang telah menjadi keputusan saya dan berikan saya kekuatan untuk menjalankan konsekuensinya.
Yah, setiap orang bertanggungjawab terhadap jalan hidupnya masing-masing. Then, i'll set mine :)


xoxo,
Di rumah, saat belum bisa lepas dari belenggu bayangan skripsi dan segala urusan akademik yang lain

Jumat, 12 Agustus 2011

Pretend

I just pretend i don't care
or pretend to be care of, sometimes
when life gets hard and time's tapping fast
lies get too ordinary
world get mad,
and i have had nothing to do with that
here and there
just disappear

Selasa, 02 Agustus 2011

Enough for me?

Ini nih, yang masih dari kemarin-kemarin ngeganggu pikiran saya. Jadi, kali ini masih juga akan saya bahas tentang hal ini.
Just to make me 'plong' :D

Ada orang-orang yang selalu bisa menjaga koneksi dengan orang-orang lain di lingkaran pertemanannya, secara intens. Mungkin hampir tiap hari, atau paling tidak bertukar kabar tiap bulan. Saya termasuk orang yang ingin sekali bisa begitu ke orang-orang di lingkaran koneksi saya. Tapi, dari dulu sampai sekarang tampaknya bukan gitu gaya 'perkoneksian' saya. Bagi saya, cukuplah dengan bertukar kabar setiap kali saya ada di tempat yang dekat dengan mereka dan mengusahakan ketemuan, juga melaksanakannya.
Dulu begitu. Saya rasa, seharusnya begitu pun untuk sekarang tetap sama. Cukup untuk saya. Tapi, yang saya rasa sekarang rasanya intensitas perkoneksian ini justru kurang buat saya. Saya pengen loh, bisa tetep ngobrol sama temen deket saya dulu pas SMA yang ada di Jogja misalnya. Tetap curhat dan update info, tetap saling bagi cerita kayak pas SMA. Kenyataannya, saya ga bisa maintain hubungan yang kayak gitu, walau ada media sosial macam fb sekalipun.
Dan ini justru membuat saya makin iri, kalo lihat postingan atau wall yang lain. Pengen deh bisa sering2 tukar kabar sama mereka. Tapi toh nyatanya saya yang ga bisa. Diri pribadi saya sendiri yang ga mampu. Saya pun share masalah ini sama Peppi dan bisa ditebak dia pun bingung dengan keimpulsifan saya ini. Yang tiba-tiba ngomongin ini, tiba-tiba bisa kepikiran hal macam gini. Pas malem-malem pula saya meracaunya. hahaha
Dan, sepenggal kata-kata dari dia cukup bikin saya tenang.
" Gue juga termasuk orang yang kayak lu Sis, tipenya. Kalo gue udah balik ke Depok, gue jadi jarang hubungin temen gue di Lampung, tapi ya gue tetep ngejaga silaturahmi ke temen gue. Kalo setiap pulang gue nemuin temen-temen gue itu. Menurut gue itu lumayan cukup untuk ngejaga pertemanan kami. Menurut gue untuk ngejaga pertemanan itu ga musti komunikasi intens atau gimana, yang penting tetap ada komunikasi yang berlanjut. Kalo gw justru memilih untuk ga terlalu dekat kalo sahabatan, gunanya ya untuk saling ngejaga aja."

Dan, saya pun berkaca pada diri sendiri. Mungkin memang dengan cara ini seharusnya saya dicukupkan, demi kebaikan masing-masing juga. Yah, untuk saat ini. Cukuplah nikmati dan syukuri apa yang saya punyai. Untuk apa komplain kalo dengan cara itu saya pun bisa bahagia. Saya toh tetap bisa berhubungan baik dengan teman-teman saya itu.
Itu cukup bagi saya, untuk saat ini. Kalopun tidak, saya harus mencukupkannya. Paling tidak, cukup itu tidak hanya sebatas cukup. Tapi cukup itu benar-benar cukup untuk bisa menjaga tali silaturahmi antarkami. Mungkin itu memang cara saya berkoneksi. Yes, it is enough. It should be. It must be.

Lantas, jika dulu-dulu saja saya ngerasa cukup kenapa justru baru sekarang ngerasa kurang?Apakah kebutuhan saya akan afilisi meninggi? Atau cuma sekedar impulsif sesaat saya aja?Atau ada alasan lain? Hmm... what do you think?

Sabtu, 23 Juli 2011

i like it


"I'm selfish, impatient, and a little insecure. I make mistakes, I am out of control, and at times hard to control. But if you can't handle me at my worst then you sure as hell don't deserve me at my best."

Dapet ini pas buka blog Sese, juga pernah lihat sepenggal kata-kata ini di description profile facebook-nya Widya. Yang menurut saya sih bagus kata-katanya...


Berasa strong woman ga, sih? Yang worth it buat diperjuangkan. Fight for me, atau wataaaaau yaaaa??? hehehe *efek nonton kungfu chef :D

Foolish thought

Satu hal yang selalu saya komplain pada diri saya sendiri adalah mengenai kekurang-konek-an saya pada sekitar, ya orang-orangnya sih terutama. Yang bukan jadi keahlian saya terutama, ya menjalin hubungan dengan orang-orang yang dekat dengan saya (mungkin terasa begitu) tapi hanya sebatas cerita sekali-dua kali, dan saya rasa saya kurang bisa maintain. Itu yang ada di pikiran saya sekarang.
Apalagi kalo saat liburan kayak gini. Saya sepertinya juga tipe orang yang butuh kehadiran fisik buat interaksi. Kalo lagi jauh gini, liburan atau ada kegiatan masing-masing dan jarang banget ketemu di kampus atau ga kumpul-kumpul lagi...rasanya tuh jadi hilang dari peredaran, seringnya ga nyambung. Kalopun saya berusaha buat sms atau apalah gitu, paling juga obrolan basa-basi yang nanyain kabar awalnya terus iya kalo berkembang. padahal jarang banget bisa berkembang.
Saya butuh stimulus, sesuatu untuk diobrolin atau suasana yang pas buat bangun obrolan itu. Yang seringnya jarang saya dapat, jadilah saya ngerasa gini.
Yang ada malah ngiri sama interaksi yang terlihat dari wall di facebook-lah, komen status seseorang-lah-mengenai apa saja. Peristiwa yang saya ga terlibat di dalamnya. Padahal saya tau, ga semua grup bisa saya ikutin. Ga semua grup, perkumpulan, atau obrolan yang mereka omongin cocok/nyaman mereka omongin sama saya. Saya cuma ngiri aja, pengen bisa jadi kayak mereka. Saya bukan tipe orang pemersatu dan pencipta suasana soalnya. Selama ini, kalopun di grup orang yang berperan untuk hal itu pasti bukan saya. Yah, karena saya akui : I'm not smart in that bussiness.
Saya malah cenderung merasa diri saya orang yang membosankan. Yah, lihat saja pilihan tempat jalan-jalan saya yang monoton, jarang suka hal yang baru, lebih cenderung suka pada hal-hal biasa yang 'aman', makan pun itu-itu saja.
Dan saya bisa menikmatinya, ga rewel minta macem-macem yang naninu-naninu.
Walau terkadang saya pengen juga loh, jadi impulsif.
I'm a boring girl, don't you think?

Rabu, 20 Juli 2011

I'll take my chance on you

kamu mungkin bukan yang ter- di antara yang lain
kamu mungkin pula bukan yang paling mengerti aku
kamu mungkin bukan seratus persen melengkapi keping puzzle sosok idamanku dulu
kamu mungkin tidak pula sangat yakin dengan penilaianmu tentang aku, walau hingga teryakinkan untuk maju
kebaikan yang kamu lihat di pribadiku, kekurangan yang sudah bisa kamu baca dari keseharianku,
keyakinan yang tadinya kamu pegang dan percaya pada kualitas yang terlihat pada sosokku.


aku mungkin belumlah terlalu mengenal kamu
aku mungkin pula belum terlalu paham akan lika-liku pribadimu
yang kutahu pun mungkin hanya sepersekian persen dari 'kamu'
entah hobi, kesukaan, kebiasaan~hal-hal yang terlihat dangkal, di permukaan
kamu yang aku tahu selama ini, aku pun mungkin tak terlalu tahu seperti apa masa lalumu dulu
aku mungkin masih bertanya-tanya seperti apa kamu di saat itu
aku hanya bisa berspekulasi dan menaksir besarnya keyakinanmu akan aku
tak jauh berbeda aku pun coba untuk menaksir rasaku tentangmu
aku pun mungkin masih bertanya-tanya akan seperti apa rasanya denganmu
nyaman-kah? amankah? bahagia-kah? Atau justru : galau-kah? sedih-kah? khawatir-kah?

Segala hal yang berkecamuk di hati saat satu kalimat terucap dan meminta penegasan.
Kamu dan aku mungkinkah menjadi kita ataukah tetap jalan sendiri.
selama ini yang kutahu, aku tidak akan tahu jika aku tidak pernah mencoba.
Selama ini yang kudengar, pengalaman merupakan hal yang paling berharga.
Yang kutahu pasti, hanya waktu yang akan menjawab semua.
Waktu yang akan membuktikan juga membeberkan semua.
Saat itu yang kutahu, ada sedikit rasa yang menyeruak.
Rasa takut akan kehilangan. Rasa takut akan mengecewakan.
Rasa takut akan menjadi beban, rasa takut tidak sesuai harapan.
Tapi kemudian aku putuskan, untuk kali ini satu hal akhirnya kupastikan : i'll take my chance on you.
Aku rasa hingga kini dan (semoga) seterusnya,
I'll take my chance on you, my dear.
Hope this will last forever and nothing will change our mind about this.
Will we stay the same? will this condition keep like this?
Let the time be our judge, let the time answer it for us.


Happy 10th Months anniversary, my dear :)



xoxo with love



Sabtu, 09 Juli 2011

dua kutub: (opti-pesi) mis

Ketika menjadi pesimis, orang cenderung melihat kejadian sebagai hal yang buruk dan telah menetapkan sikap dan percaya bahwa kejadian yang akan terjadi berikutnya akan hanya berujung pada rangkaian kejadian buruk lainnya.
Ketika menjadi optimis, orang melihat kejadian buruk sebagai hal yang masih bisa diubah dan diusahakan. Satu kejadian buruk bukanlah ketok mati semua kejadian yang mengikuti di belakangnya akan sama buruknya. Akan ada sisi positif dari setiap kejadian, akan ada pelajaran yang bisa diambil dari setiap jenjang kehidupan sehingga kita bisa bangkit untuk memperbaiki bagian 'rusak' dan memulai fase baru.

pesimis itu terkadang terdengar lebih mudah. Terasa lebih mudah untuk dijalankan.
Karena kamu hanya akan diam. menyerah. pasrah. Toh sudah tidak bisa diapa-apakan lagi. Sial itu sebutmu untuk dirimu.
Ah, itu kan katamu. Kata ia, kata 'kacamata' yang lain, hidup itu terlalu indah untuk disia-siakan sekedar pesimis.
Terlalu sayang untuk dilewatkan cecapan manisnya. Hanya karena segelintir bahkan satu kejadian buruk. Percaya pada keadaan buruk yang semakin memburuk hanya akan semakin merusak harimu.

>< pesimis, optimis.
terdengar berat, tervisi berbagai langkah yang mesti diambil. terukir bayangan gurat kelelahan untuk mencapainya.
Menurutnya, optimis itu indah. Ada harap di baliknya. Ada ekspektasi. Ada upaya-upaya strategis peta pencapaian.
Dengan adanya itu, kita masih tetap bisa hidup dengan tidak sekedar hidup tetapi hidup dengan menikmati hidup. Itu karena kita tahu ada yang kita usahakan.
Kehidupan kita akan terus bergerak maju dengan harapan di sela-sela langkahnya. Mengintip-mengintai tiap langkah yang dijejak untuk satu kata : sukses. Bukan hanya pasrah dan menerima keadaan.
Menjadi pesimis atau optimis merupakan pilihan.
Menjadi pesimis mungkin merupakan pilihan mudah.
Menjadi optimis butuh perjuangan, tapi ada harga yang terbayarkan.

Jika dua pilihan itu disodorkan, mana yang akan kamu reguk-genggam?

Jumat, 08 Juli 2011

Finally i have my goodreads account

Yuhuuuu....akhirnya oh akhirnya hari ini saya membuat juga account goodreads. Mengingat sebenarnya udah cukup lama kepengin punya access ke goodreads -kalo ga salah dulu pertama kali lihat goodreads punya dina- dan menurut saya ini oke banget buat dapet referensi mengenai buku. Apa aja, berbagai genre, ada resensinya juga bahkan. Buku-bukunya ga cuma buku jaman duku atau yang klasik punya tapi yang baru terbit pun ada di sini. Jadi, mulai sekarang kayaknya ga perlu takut ketinggalan info tentang buku terbaru yang oke maupun yang lagi happening. Plus rekomendasinya.
Saya sendiri lagi banyak banget menambahkan sejumlah buku ke read-self saya. Ada yang lagi on going atau on progress reading, udah dibaca, sampai daftar buku yang akan saya baca/ to read.
Daftar baca buku yang lagi saya baca cukup banyak, kebanyakan karena sering saya pending dan jadi kutu loncat ke buku yang lain -apalagi kalo bukan karena tergoda- Sedangkan untuk daftar to read saya juga lumayan banyak, karena buku-buku yang ada bagi saya sendiri mendatangkan semacam aura temptation. Jadi maruk dan lapar mata deh. *ditambah kemaren baru lihat buku barunya Ashma yang dari book fair : Rahimnya Fahd Djibran sama Buku tentang Emosi-nya Paul Ekman*
Saya sendiri juga sedang berada dalam misi untuk mem-boost lagi passion membaca saya sebagai salah satu cara untuk self-improvement juga. Sumpah, saya ngerasa pengetahuan saya minim banget soalnya. Yaah, semoga saja ini dapat segera terwujud dan bukan hanya jadi OT-annya saya aja. Semoga dengan saya finally punya account di goodreads ini benar-benar bisa saya manfaatkan dengan baik.
Mari kita amini bersama saudara-saudara! *Amiiiiiinnnnnnn kenceng, nyengir*

buat apa. apa gunanya.

hubungan itu harusnya dua arah kan?
saling mengerti itu harusnya dua arah kan?
saling mendukung itu harusnya dua arah kan?
saling mengingatkan harusnya dua arah kan?
Kalau tidak, buanglah saja saling yang ada
maka yang ada: searah. menuju. ke. Atau... hanya dari. untuk.
kalo hanya mengerti tapi tidak dimengerti, apa jadinya kalau satu pihak lelah untuk mengerti?
kalo hanya mendukung tanpa didukung bisa kali lama-lama roboh juga
kalo hanya mengingatkan tanpa diingatkan, alpha itu punya semua orang bung.
kalo yang ada cuma dikhawatirin tanpa khawatir, bisa jadi posesif atau malah paranoid.
segala sesuatu yang baik itu (seharusnya) berjalan seimbang.
Memberi tak akan pernah baik tanpa sekali-kalinya pernah menerima.
Semuanya perlu karena kita pun tidak selalu kokoh. tidak selalu kuat.
ada masa-masa dimana kita rapuh. butuh didorong. butuh disokong.
kadang hanya perlu diingatkan. tapi terkadang hingga butuh tempat bersandar.
Kalau bukan aku dan kamu, siapa lagi yang bisa menjadi tempat aman, muara pelarian. tempat berlabuh. tempat melepas lelah.
kalau bukan kita, maka tidak akan ada hubungan. tidak akan ada interaksi kemauan dua pihak.
yang ada hanya mauku atau maumu.
Mau kita?
Entah apa dan kemana.
Jadi buat apa?


*terinspirasi dari dengar cerita dan juga kejadian yang pernah singgah dan dicecap aku, kamu, kita sendiri

Pages

Paling sering dibaca