every pieces has it own story

Sabtu, 25 Desember 2010

maybe you're right, that i am a selfish person

Maaf deh, kalo aku kayak gini
Maaf deh, kalo ternyata ngecewain
Maaf deh, kalo ternyata ga setegar yang mungkin dikira
Maaf deh, karena panic-nya ngalahin semuanya
Maaf deh, tapi aku ga tau lagi mesti gimana
karena beneran ini udah panic tingkat dewa
Maaf deh, ternyata aku emang lemah
that's what you told me, right?

bahkan akupun ga bisa jaga perasaan orang
pasti begitu,
banyak yang udah aku kecewain semester ini
bahkan ga sedikit yang marah sama aku
aku memang bukan teman yang baik, bukan juga saudara yang baik
untuk menjaga perasaan dan ngebahagiain teman juga saudara sendiri aja ga bisa
That's what you think of me right now, don't you?
that i'm a selfish person


-end of discussion-

Secuil catatan perjalanan : Sukses Ngebolang, sodara-sodara!

Setelah akhirnya selama kurang lebih seminggu ini berjibaku dengan UAS dan juga tugas-tugas akhir ataupun presentasi mematikan yang dengan sukses akhirnya membuat capek mental selama 2 minggu terakhir.....Kemaren,akhirnya saya dan juga teman saya Febrina as know as Peppi memutuskan untuk melangkahkan kaki ke daerah Mangga Dua. Tujuan awalnya sebenarnya sih simpel, saya hendak menemani dia membeli tiket pulang ke lampung untuk keesokan harinya. Tapi, dasar kami memang impulsif, labil, dan juga laper mata. Jadilah kami berjalan-jalan dulu ke bilangan Mangga Dua Mall yang notabene merupakan surganya segala macam peralatan elektronik (ini yang saya lihat berdasarkan persepsi saya loh ya), mulai dari kamera, laptop, televisi, radio,bahkan sampai segala macam alat permainan game (PS, Wii, PSP, Nintendo DS, dll). Yah pokoknya segala macem alat-alat elektronik. You name it lah, ya.

So, singkat cerita seharian itu kami sukses menjelajahi Mall Mangga Dua-naik turun naik lagi untuk keliling melihat-lihat laptop juga kamera, bahkan sampai lihat nintendo portable juga. Walau begitu, satu hal yang tidak kami temukan juga akhirnya, TOY CAM. Itu loh, kamera semacam kamera mainan yang terbuat dari plastik tapi yah tetap bisa dipake buat motret walopun mainan juga. hehe
Dan, sayang sekali kami harus menelan kekecewaan karena walopun kami sudah telusuri hampir semua toko kamera (bahkan sampai satu kali nyasar tanya ke toko USB Flashdisk), hasilnya nihil. NIHIL, sodara sodara! Uwoooo....penjualnya aja ampe bengong gitu pas kita nyebutin kamera yang kami cari. Walhasil, perjalanan cuci mata labil kami mengelilingi Mangga Dua dari siang hingga sore itu (yang bahkan hanya sempat terinterupsi sebentar saat kami makan siang di KFC Mangga Dua) itu sukses membuat kami mupeng sama kamera waterproff Sony, Samsung, juga Nintendo Portable.
Samsung waterproof WP10

Sony Underwater



Tapi, jangan sedih dulu juga. Kami tidak keluar Mall Mangga Dua dengan tangan kosong. Peppi berhasil menjalankan misinya mendapatkan Laptop untuk kakaknya dengan cukup memuaskan karena harganya yang memuaskan juga. hehehe

Kami akhirnya meninggalkan Mall Mangga Dua pada pukul setengah tujuh malam. Dan demi apapun, tujuan awal kami untuk membeli tiket pulang Peppi bahkan belum kesampaian. Akhirnya dengan berbekal keberanian (atau nekad lebih tepatnya? haha apapun lah) kami bertanya kepada Bapak satpam di Mall Mangga Dua cara mencapai stasiun Gambir. Sesuai arahan bapak satpam, kami menuju Senen dulu dengan Bus 02 baru kemudian dari sana bertolak ke Gambir. Dan lalu lintas macet, sodara-sodara. Kami baru ingat, ya ampun ini kan malam natal. *menepuk jidat sendiri* Sempat takut kemungkinan tidak dapat tiket KRL kembali ke Depok, tapi yasudah lah. Lanjut terus saja kami, sodara-sodara. Whatever will be then will be. :D
Sesampainya kami di terminal Senen, muncul lagi jurus "malu bertanya sesat di jalan" (atau ilang di tengah kota?) yang kami miliki. Kami menanyakan cara menuju ke stasiun Gambir kepada seorang polisi yang ada di terminal itu. Pak polisi terlihat siaga dan dengan senang hati membantu kami. Beliau mengatakan kami bisa naik kopaja 20 ke sana, tapi beliau takut di depan gereja Immanuel akan macet karena misa natal. Jadilah beliau menyarankan kami naik ojek atau bajaj sebagai alternatif lain (ini setelah beliau bertanya dulu ke dalam kantornya loh). Kami pun memutuskan untuk menggunakan bajaj saja. Alhamdulillah, pak polisi yang kami tanyai sangat baik. Beliau bahkan mengantarkan kami hingga kami dapat bajaj dan juga menawarkan harga untuk kami sekalian. Aiiiih, alhamdulillah ternyata masih banyak orang baik di Jakarta.

Saya kembali teringat pada memori saya beberapa bulan yang lalu. Kejadian yang hampir serupa, di kawasan yang hampir sama juga. Saat itu saya baru saja menginjakkan kaki saya kembali di Jakarta bersama teman saya, Ratih a.k.a Gaby setelah berlebaran di kampung halaman. Kereta kami tiba di stasiun Senen agak terlambat, hari sudah menjelang sore. Kami memutuskan menggunakan bus untuk kembali ke Depok. Tapi, lama berselang bus yang kami tunggu tak kunjung datang juga tak menunjukan tanda-tanda sama sekali bakalan lewat. Akhirnya, saya pun bertanya pada seorang bapak di dekat halte bus di depan stasiun Senen itu. Bapak itu memberitahu bus yang sedang kami tunggu untuk kembali ke depok mungkin sudah tidak akan lewat lagi karena masih dalam masa liburan. Ia juga menyarankan alternatif bus lain yang menuju Pasar Rebo. Bantuan dari bapak itu tidak hanya berhenti sampai di situ saja. Bapak itu juga berjanji akan memberitahu bus yang harus kami naiki jika telah tiba nanti. Bahkan, hingga akhirnya bus yang kami tunggu itu datang si bapak membantu menyetopnya untuk kami. And i still can't believe that two things happened at Senen, di mana katanya preman di sana serem-serem (ini yang saya dengar). Alhamdulillah...... Hanya saja yang saya sesali, saya belum sempat mengucapkan terima kasih dengan jelas kepada si bapak karena terburu-buru naik ke dalam bus. Sekali lagi (walaupun saya tidak bisa secara langsung mengucapkannya), terima kasih banyak Bapak atas bantuannya. Semoga Allah memberikan balasan yang setimpal dengan kebaikan yang telah bapak perbuat. Begitu juga untuk bapak Polisi. Good job, pak! :)


Nah, kembali lagi pada cerita perjalanan ngebolang saya dan Peppi. Akhirnya kami pun tiba dengan selamat di stasiun Gambir. Jam tangan saya saat itu menunjukkan pukul setengah 8 malam. Kami segera menuju loket tiket Damri dan melakukan pemesanan. Misi kedua pun terlaksana sudah. Kali ini kami naik bus TransJakarta untuk bertolak menuju Juanda, baru kemudian disambung kereta menuju Depok. Jam saat itu menunjukkan pukul 19.55. Di loket tertulis, Ekonomi AC Bogor tiba pukul 20.04. Alhamdulillah, kami sampai tepat waktu. Kereta Ekonomi AC menuju Depok sebentar lagi tiba. Kereta memang lumayan penuh di bagian belakang gerbong tempat kami masuk, kami pun bergerak ke depan menuju gerbong khusus wanita. Dan alhamdulillah kami masih mendapat tempat duduk di gerbong khusus wanita itu. Kami sudah dapat menarik nafas lega. Insya Allah dari situ hingga depok semuanya akan berjalan lancar. Dan sesuai prediksi dan harapan kami, memang demikianlah adanya. Akhirnya, kelelahan kami seharian itu terbayar sudah ketika akhirnya kami menginjakan kaki di stasiun UI tercinta. Hati kami semakin senang ketika mengingat kembali perjalanan labil kami seharian itu sambil menikmati enaknya makan malam di salah satu tempat makan 'langganan' kami di stasiun itu.

Subhanallah, seharian itu sangat menyenangkan sekali. Terima kasih pak satpam, terima kasih bapak Polisi yang baik hati, terima kasih ya Allah karena ternyata masih banyak orang yang baik di sekitar kami :)

Rabu, 08 Desember 2010

press the panic button, please


Belakangan ini saya lagi ngerasa ga produktif banget deh. Mood lagi piknik kemana, kemampuan jadi berasa ikut nge-drop ke level kritis. ting-tung-ting-tung saya perlu menekan tombol panic sekarang deh kayaknya. Why oh why? Saya masih tenang-tenang saja padahal masih banyak gawe yang belum tersentuh. Jangankan mendekati finish, masuk tahap moderate aja belum. Atau jangan-jangan antara kognitif dan yang lainnya pun masih belum sinkron? Haduhaduhaduh

What can I do? What should I do?
Terutama Konsumen....green product....
Arrrgggghhh this makes me a little (or much) freaking out!



Semangat dulu aaaahhhh.....prok prok wussssshhhh! >.<


xoxo with love,

love it, hate it, or something in between

Dear self,

Saya ga tau deh, ada apa sih dengan kamu?
Saya salah ya?
Saya ngeselin?
Ga peka?
Memang...kalo yang itu saya tau
Udah bawaan orok kayaknya a.k.a ga perlu direstate lagi

Tapi kalo kamu tiba-tiba begini, repot juga saya mikirinnya
Tau kenapa-kenapa enggak, rasa bersalah jalan terus
Dasar saya aja yang lebay sih. Haha *ketawa miris

Jadi, saya pun sempat mikir macem-macem deh
Ngira macem-macem deh
Love. Hate. Something in between
Buat kamu, mana yang dirasa?



*ngek ngok. apa banget deh ini....:P

Selasa, 07 Desember 2010

Lisuma thing

i've wondered...
and still been wondering why this lisuma thing never work out. For me and the others....unless other teammate that seems giving up already at least for now - itu jelas mereka sudah menentukan sikap.

Our team are great. It supposed to be. i believe on that or i (should) believe on that. Seharusnya. karena saya percaya pada kekuatan pikiran, di mana pikiran kita mempengaruhi keberpihakan alam semesta pada kita. It's actually a simple thing. Just like positive thinking, prasangka baik, optimism-whatever it called- seperti yang diajarkan dalam Islam. Kenapa
saya peduli pada segala macam prasangka baik akan sesuatu ini? Karena setiap apa yang kita pikir, ucap, atau bisikkan adalah sebuah doa.Sekecil apapun, ada unsur doa di dalamnya. Dan satu lagi, seperti yang ketua angkatan saya selalu katakan. Semua itu tergantung pada niatnya.
Tidak ada kontribusi yang akan menjadi sia-sia, sekecil apapun itu.



We have our ability, speciality, with our unique perspective. Each of us. So, why can't we be that good? At least,to be responsible based on our responsibility there. The shame thing is, selama ini we usually too busy with our work. Each activities. So do I. Bukan bermaksud mencari excuse or somewhat cliche things to say, but someways sometimes that the reality is. Diakui atau tidak, bagi saya sendiri lisuma (hampir) ada di urutan rendah di daftar prioritas saya, atau bahkan mungkin terendah dalam prioritas saya. Urutan terakhir, di level yang mendapat perhatian paling minim. Asumsinya, dan memang sepertinya begitu. Mungkin begitupun bagi yang lain, itu saya tidak tau pasti. Dari lima orang anggota inti, lama-lama berkurang satu demi satu. Diakui, secara basic kami belum kuat. Ikatan antara kami bukanlah ikatan yang kuat layaknya persahabatan yang sudah lama terjalin. Toh kami pun memang baru kurang lebih satu tahun ini saling mengenal-kecuali saya dan teman sekamar saya yang memang dan hanya kami berdualah cewek yang ada di sini. Sisanya? Tiga cowok yang memang punya ciri khas pribadi masing-masing. Deal with them? Almost spend all of my energy, especially on the beginning. Wait a moment, I almost freaking out dan dibuat geregetan oleh salah satu oknum. Yah, cukup tahu saja lah yaaaa :D

We still have a little problem how to picturizing what's on their mind, how they work, and so many other things. Good thing is...we want to make Lisuma work, so we try to build our team. Senior saya juga memberikan uluran tangan, tapi balik lagi ke masalah komitmen dan prioritas kami seperti yang saya katakan di awal. Kami belum dapat memandang lisuma sebagai salah satu elemen penting itu. Belum, tapi saya secara pribadi mengakui keberhargaannya. Dan saya tidak mau kehilangannya, terlalu sayang setelah semua hal yang terjalin di antara kami. Sebagai hasilnya, saat ini kami yang berada di bawah naungan lisuma dapat dikatakan masih sekedar menjalin hubungan pertemanan yang sedang kami upayakan untuk semakin erat. Ini satu upaya untuk memupuk kebersamaan yang nantinya diharapkan dapat berbuah pada perasaan saling memiliki, senasib, sepenanggungan dalam menopang organisasi ini.

Satu lagi hal yang saya benarkan dan amini dalam hati adalah sebagian (atau malah semua) anak lisuma yang ada sebagai inti lisuma merupakan anak dengan tipe konseptor bukannya eksekutor.Insight ini saya dapat dari materi pada sebuah training BEM PRIMA yang saya ikuti. Makanya, bisa dibilang masalah konsep kami bisa saja lancar membicarakan dan merencanakannya. Tapi begitu sampai untuk urusan pelaksanaan, gerakan mandeg. Orang yang menyanggupi untuk menjadi penggerak atau pengeksekusi pun akhirnya tidak juga dapat berjalan sesuai harapan.
Sekarang kami pun sedang berjalan sendiri-sendiri. Kami masih sibuk dengan urusan masing-masing. Apa boleh buat, hampir semua dari kami menjadi pengurus BEM di fakultas masing-masing dan beberapa bahkan berkecimpung di lebih dari satu organisasi internal. Saat ini saya sih tidak menuntut banyak dari yang lain ataupun dari diri saya sendiri. Kalaupun kami belum bisa maksimalkan untuk kegiatan penggerak organisasi ini di tahun ini atau di kepengurusan kali ini, saya ingin paling tidak kekompakan dan kebersamaan kami sebagai teman dan juga keluarga digerakkan lagi. Setelah sekian lama tidak berkumpul secara lengkap, saya juga sebenarnya merindukan kalian lho guys......

Despite of kejengkelan saya pada kalian (kadang-kadang), nyebelinnya kalian kalo lagi ga tau senggol-bacoknya saya lagi kumat, kejayusan kalian, ke-sotoy-an kalian, becandaan-nya kalian yang bocah banget,ke-absurd-an kalian.......saya merindukan kalian lho.
Udah hampir 3 bulan kita nggak kumpul-kumpul lengkap rame-rame lho, sekedar jalan buat makan atau nonton pun boleh, atau maen ke kosan dengan tradisi martabak juga fanta pun ayooo. Saya nggak menolak atau membatasi opsi apapun. So, would you please? Or do you mind if i ask to?


Sabtu, 04 Desember 2010

miss myself

saya baru menyadari. ternyata mungkin selama ini saya sebenernya udah capek. capek mengenai urusan tugas kampus, capek juga tentang urusan interpersonal, capek sama urusan organisasi, capek sama diri saya sendiri. terkadang entah mengapa yang saya rasa justru situasi yang serba salah. entah bagaimana apa yang saya lakukan masih saja tidak cukup. mood saya juga ga membantu. jangankan membantu tenangkan saya sedikit. mood saya malah makin naik turun. saya sering murung. yang saya tak tau pasti kenapa. mau cerita ke siapa pun susah juga. pada akhirnya hasil yang saya peroleh tak sesuai harapan. bukannya kenapa, malah men-judge saya. malah bikin saya makin down. saya jadi bingung. harus ngapain saya biar hati saya lega .


Buat nulis di diary atau sekadar blog kayak sekarang waktu itu pun sedang tidak ada medianya. internet off, modem mengacau. malas. jujur saya juga sedang sangat malas saat itu. bahkan untuk berada dekat-dekat heaven-si lappy saya tersayang pun enggan. bahkan sekedar untuk nonton dvd. saya lagi butuh orang -- butuh interaksi sosial yang banyak. butuh banyak ketawa, walau mungkin cuma mentertawakan kebodohan saya sendiri. tapi terkadang saya pun bingung harus mencarinya ke mana. teman-teman saya pun tak kalah sibuknya dengan saya. tak kalah kalut dan gundahnya seperti saya. tuntutan tugas makin banyak dan (agak) irrasional soalnya

mungkin saya saja yang masih kelihatan tenang dalam topeng persembunyian saya. padahal, saya sudah tak tahu harus apa atau bagaimana. padahal, saya ingin sekali berteriak, menangis
walau saya tak tau untuk apa saya menangis.


mungkin saja saya terlalu jaim. sok kuat, sok tegar, padahal sebenarnya lemah. saya hanya merasa dada ini sudah terlalu sesak. beban ini terlalu menghimpit. saya ingin sekali menyelesaikan semester ini secepatnya, dengan baik. yah, semoga saja saya bisa. jujur, saya tidak terlalu yakin. kayaknya kemampuan saya entah lagi piknik ke mana. take days off. mungkin karena lagi capek juga



hey, can you hear me?
please come back soon
I'm missing being myself like those days when we had in laughter

being me, just not enough

that's what i feel lately.....

message to me

Dan....
ketika saya merasa





Seandainya
Saya bisa menulis
pesan untuk diri saya sendiri




So, please love the life
even just for now on

runaway for a while

FOR NOW
I JUST WANNA


FROM MY LIFE
until
everything's seem ok

not clever at all
but...


-runaway for a while-

some days.bad days


and these days....
i think i got the last options

Pages

Paling sering dibaca