every pieces has it own story

Kamis, 20 September 2012

Happy 2nd Anniversary,my dearest :)









Welcoming the years ahead...keep the love in the air.
Hope the time can help us understand each other even better :)

xoxo with love,

Senin, 03 September 2012

Quotes of the day

Nothing is impossible, the word itself says 'I'm possible'!

Jumat, 17 Agustus 2012

Rindu itu aku dan kamu yang rasa

Cukuplah kita berdua yang tahu seberapa besar kerinduan terasa. Cukuplah kita yang tahu karena tak 'kan bisa terjabar-terurai kata. Cukuplah kita yang tahu dan menyelam-mendalami rasanya. Cukuplah kita yang tahu untuk berhitung dalam heningnya hati. Cukuplah kita yang tahu dan saling menenteramkan-menguatkan dala tunduknya doa. Karena kerinduan dan rasa sayang kita tidak perlu jerawat ataupun hal lain sebagai bukti untuk adanya. Kerinduan itu...biar kudekap saat terlelap. Sejatinya rindu itu nyata adanya dalam hati :)

Senin, 13 Agustus 2012

Deg-degan kah akhirnya?

Sudah hampir genap seminggu sejak tanda send-submit itu ditekan. Seminggu (harusnya) tinggal dalam hitungan beberapa jam saja untuk batas waktu yang dijanjikan, untuk kabar dihantarkan. Meski seminggu yang kemarin masih belum begitu terasa pressure-nya.
 
Ini masalah berangkat atau tidaknya dan perpanjangan perjuangan. Dari seminggu yang damai hanya beberapa hari hingga text message dari partner tertangkap sinyal. Deg-degan yang mulai terasa (agaknya).
Hello, you've got your decision days ago
And you're the one who hit it
Masih menganggap ini mimpi, atau main-main? Masih berpikir siap-ga siap? Hingga text message terakhir yang orang yang tak kalah signifikan diterima-dan bilang beliau deg-degan juga. Me too~ yang baru berasa banget sekarang :(

Jelas, tidak ada lagi kata mundur
If they say YES, then there's no other choice than go for it
Akkkkhhh....maaaak jantung saya mau copot
Dear God,
Just give the best for us


Quotes of the day

Jangan lagi minta aku menulis cinta, huruf-hurufku, kau tahu, bahkan tak cukup untuk namamu. Sebab cinta adalah kau, yang tak mampu kusebut kecuali dengan denyut.
                                                                                                           -Sitok Srengenge-


 gambar diambil dari sini

Selasa, 07 Agustus 2012

Why,then?

Jika kau hanya datang dan pergi sesuka hati lantas tak bisa dihubungi...mengapa kau kembali?

-Teruntuk kamu,yang menyebut dirimu teman-
posted from Bloggeroid

Sabtu, 04 Agustus 2012

Yes man

Kadang,kita perlu memposisikan diri sebagai 'yes man'. Seorang yang terbuka terhadap setiap peluang dan kesempatan berkembang. Dengan demikian, kita tertantang untuk maju dan mencoba segala kemungkinan,mengecap hal-hal yang baru,bertemu orang-orang yang baru,dan menembus zona nyaman kita.
Walaupun begitu,menjadi yes man tetap harus dipertimbangkan dan ditakar sesuai kemampuan. Karena seperti hal yang lain,being a yes man can be positive or negative. Refleksi akan ketersediaan sumber daya masing-masing: waktu,pikiran,kemampuan tetap menjadi yang utama. Jika tidak demikian, yes man justru bisa menjelma menjadi impulsivitas. Yang diajak kemana-ngapain ayo,tanpa pertimbangan yang matang akan ketersediaan sumber daya,kesanggupan,dan mungkin hanya mempertimbangkan kesenangan. Yang akhirnya berlabuh menjadi kebiasaan yang tidak dapat mengatakan tidak pada setiap ajakan.
Kedua sisi itu mungkin kita alami,saya pun begitu. Keduanya mungkin ada dalam diri kita,keseharian kita. Meniadakan merupakan perkara yang sangat sulit,jadi bagi saya kini utamanya adalah memaksimalkan yang satu sementara meminimalkan yang lain.
Indeed,to be a yes man is challenging. To say 'yes' for every opportunity that come to you. And for that,what I needed the most is the courage to do so.

Postingan ini juga bisa dilihat di: cheezlalala.tumblr.com

Jumat, 03 Agustus 2012

Menjadi dewasa

Sudah saatnya kita mulai belajar untuk bertanggung jawab. Untuk lebih menghargai pilihan kita sendiri dan tidak menjadikan orang lain sebagai excuse. Pilihan itu ada di tangan kita dengan segala konsekuensinya. Pertanyaannya,siapkah kita menantang diri menjadi dewasa?
-Sincerely, me- 

Ya,sayapun masih dalam proses itu. Masih mencoba menantang diri untuk menjadi dewasa.

Kami,kalian,ataukah bisa kita?

Saya sadar, kerja tim bukanlah suatu hal yang mudah. Faktanya saja, tidak semua orang dapat sukses dengan tipe pekerjaan yang membutuhkan kerjasama orang perorang dalam kelompok ini. Bukanlah hal yang mudah untuk menciptakan dinamika yang baik dalam suatu kelompok, karena karakteristik orang yang berbeda dapat menciptakan suatu pola komunikasi yang berbeda-beda pula dengan adanya komposisi orang yang berbeda. Digantikannya posisi satu orang dengan orang yang lain mungkin saja membawa dampak yang nyata dalam dinamika kelompok.
Belum lagi dengan orang yang tidak hanya berjumlah dua atau tiga dalam satu kelompok. Bayangkan jika masing2 memiliki sifat,preferensi,ego,goal masing2. Belum lagi kemungkinan dimana respon yang ditampilkan dapat berbeda dalam situasi yang berbeda atau dengan kata lain tidak ada rumus yang pasti untuk tingkah laku yang bakal dimunculkan ini. Kemungkinan yang muncul banyak dan dapat terus berubah selama prosesnya berlangsung. Inilah salah satunya yang membuat pekerjaan menyeleksi cukup menantang - jika tidak ingin dikatakan sebagai sulit dilakukan...
Kebayang ga sih,untuk perkara intern kelompok saja tergolong rumit apalagi jika menyangkut antarkelompok. Sebagai contoh,tujuan kelompok 1 dengan yang lain dapat saja berbeda,dengan pola pemikiran yang berbeda,dan mungkin pula keberadaan ego masing-masing. Entah atas dasar yang mana atau apa. Kalau sudah begitu pasti perlu adanya penyamaan visi,saling sharing pandangan masing-masing,dan usulan dari kedua sisi. Bila perlu mungkin dengan demikian akan muncul jalan tengah untuk keduanya. Tapi itu tentu dapat tercapai dengan timbal balik dari kedua belah pihak. Dan saat satu pihak hendak merangsek maju sedang yang lain stagnan,apakah mungkin satu saja dari pilihan-pilihan itu muncul ke permukaan?
Bukan saatnya mempermasalahkan siapa yang lebih dan tidak mau mendengarkan saran dengan alasan kebiasaan atau perbedaan perlakuan. Kebiasaan itu dibuat, bukan terberi secara mutlak. Dan jika sadar kebiasaan itu tidak efektif kenapa tidak lantas mencoba metode lain yang lebih menjanjikan meski lebih ribet? Sekali lagi ini masalah kelapangan hati,pikiran,dan keterbukaan peluang akan perubahan. Pertanyaannya, maukah?

Rabu, 01 Agustus 2012

Incompleteness

     Sesuatu yang terlihat terlalu sempurna justru membuatnya menjadi tidak sempurna. Dibandingkan menginginkannya menjadi sempurna, lebih baik menerima segala kelebihan dan kekurangan dengan lapang dada. Memperbaiki diri tentu boleh, hanya saja bukan dengan tujuan utama menjadi sempurna karena seyogyanya kesempurnaan hanya milik Allah SWT, Tuhan Segala Semesta.

     Terlihat sempurna, dipuja, dan didamba justru membuatmu terlena dan membuatmu sibuk berpura-pura. Karena apa? Karena dalam hatimu pun kamu menyadari ketidaksempurnaan yang kamu miliki. Jadi, alih-alih mencari orang yang melihatmu tanpa cela…saya sendiri lebih memilih sosok yang melihat diri saya lengkap dengan segala kelebihan dan kekurangan. Melihat keduanya sebagai satu paket, satu yang teratribusi pada diri saya. Seseorang yang menerima saya karena incompleteness saya, completely
“You don’t love someone because they’re perfect, you love them in spite of the fact that they’re not.”
Di mata saya….
“Bunga mawar memang indah, tapi di balik keindahannya itu tidak berarti ia tidak berbahaya. Mawar yang paling indah mungkin justru memiliki duri yang paling tajam."

So, beware with perfection. Or when it seems perfect to you.
Well… It just my opinion, though.

-end of discussion-

NB : Postingan ini juga bisa dilihat di tumblr saya : cheezlalala.tumblr.com

2ne1: "I am the best" choreography

http://www.youtube.com/watch?v=fl19JYqW6MI&feature=youtube_gdata_player
Enjoy! :)
Published with Blogger-droid v2.0.6

Selasa, 31 Juli 2012

New layout edition of my lovely tumblr

     Sudah sekian lama sejak saya terakhir kali mengutak-atik tampilan tumblr saya. Sejak diubah menjadi tampilan nan cute dan girly dengan dominasi warna  pink pastel (agaknya) semester atau malah tahun lalu saya memang bisa dikatakan malas untuk mengubah tampilannya lagi. Semacam pewe saya rasa dengan tampilan tumblr saya itu yang "saya banget". Tapi, tadi mendadak saya merasa bosan saja gitu dengan tampilan saya yang itu. Kurang srek karena foto yang tidak bisa tertampil lah, atau huruf yang terlalu kecil lah, dan alasan lain yang menurut saya sedikit-banyak membuat kreasi saya di dunia per-tumblr-an terhambat. 
       Akhirnya, dengan sedikit bermodal nekad dan coba-coba (berhubung udah lama ga utak-atik) maka dimulailah misi saya untuk mempercantik tampilan tumblr saya. Pilih pilih pilih, coba beberapa kali sampai akhirnya ada satu template yang nyantol di hati saya. Ini tampilan ganti percobaan pertama : 


Sampai situ, komposisi warna sih tampaknya oke. Tapi masih aja rasanya ada yang mengganjal, kayak display atau tata letaknya yang kurang cewek dan terkesan kaku. Akhirnya, mulailah lagi menjelajah buat the next big tumblr layout. Dan akhirnya...the second layout of the day was born :


Tema yang ini cukup memuaskan saya sebenarnya dan hampir langsung saya bungkus buat tumblr saya. Tapi sembari iseng ternyata ada pengaturan lain yang bisa dilakukan dan membuat layout ini jadi "kita banget". Yang saya buat ini tentunya "saya banget", hehehe. Mulailah saya ngeklik sana sini dan voila!
This is the latest version of trial and error changing the layout : 


And yes, the last one has been decided to be new layout for my tumblr :)
Suka deh sama layout yang baru ini karena walaupun secara corak warna setelah dilihat-lihat ga terlalu jauh beda sama yang dulu (red: pink pastel) tapi secara tatanan dan juga hal yang lain it is create-able. It makes me wanna write more and more, over and over again in this and that stuff. Beside, in this blogspot for sure. I'll make it back to how it used to be, when i'm on the mood of writing. So, better anticipated my next move :)

PS: Monggo tengok juga tumblr saya di cheezlalala.tumblr.com 
Postingan di keduanya kadang sama walau lebih sering beda karena penekanan antarkedua blog juga beda. Tapi seperti yang saya bilang di postingan sebelum-sebelumnya, I do love both of them.
Yang pengen tahu isinya, boleh banget mampir. Biar dapat bonus sekalian lihat layout yang baru secara langsung juga.



xoxo with love,

It maybe hard,but it must be love

Yep,it maybe hard. But i do believe that it must be love. Do you believe it too? Deary you...yes you :)

Alumni BEM Gathering 2012

Berhubung saya sedang dilanda kantuk yang tak tertahankan,maka posting kali ini saya cicil foto-foto dulu ya. Next time,ketika cuaca dan situasi sdg bersahabat saya kasih yang plus-plusnya.hoho
So,here it is the sneak peek for now!
























Senin, 30 Juli 2012

Other best candidate vs komitmen


Hasil perbincangan dengan seorang kawan mengenai status dalam hubungan sebenarnya sedikit-banyak menggelitik saya. Sebagai pembuka obrolan kami merupakan obrolan terdahulunya dengan seorang teman yang mencapai suatu konklusi bahwa merupakan hal yang wajar jika kita menginginkan orang yang terbaik untuk menjadi pasangan kita. Untuk yang satu ini jelas saya setuju. Kemudian dia melanjutkan ceritanya bahwa karena itulah maka ia dan pacarnya saat ini pun bersepakat bahwa selama menjalani hubungan mereka pun tidak menutup kemungkinan bahwa masing-masing dari keduanya masih mungkin menemukan seseorang yang terbaik bagi mereka meskipun orang itu adalah orang lain. Di sini, yang saya tangkap adalah meskipun status mereka berpacaran tetapi mereka berdua masih membuka opsi-opsi mereka terhadap orang-orang lain dalam periode mereka berpacaran.  Saya pikir, selama tidak diartikan ngelaba atau melakukan pendekatan dengan orang lain sih it’s okay kali ya. Tapi, semudah itukah hal ini dijalankan?  
Bagi saya pribadi, tidak salah jika kita memperluas pergaulan, melebarkan sayap dengan mengenal lebih banyak orang, toh pacaran itu juga seharusnya bukan merupakan suatu hal yang mengekang kita. Ya itu tadi, tidak masalah bagi kita untuk mengenal sebanyak mungkin orang dan tahu lebih banyak tentang mereka. Hanya saja yang kurang saya setujui dari pernyataan itu adalah adanya kesan bahwa terbukanya peluang itu seolah tidak mengindahkan status hubungan keduanya itu, karena bagi saya pribadi status pacaran itu sendiri merupakan bentuk komitmen orang yang menjalaninya. Saat sudah berkomitmen maka fokus kita adalah pasangan kita saat itu (correct me if i’m wrong). Mungkin pasangan kita tidak sebaik yang terlihat pada awalnya, mungkin tidak sesabar, ataupun mungkin tidak sesuai harapan-harapan kita yang lain tapi selama masih ada komitmen yang kita pegang maka kita pun masih dapat menoleransi segala gap dari yang ideal dan kenyataan. Baru setelah batas toleransi itu habis dan memang kedua pihak merasa tidak dapat lagi menjalani komitmen awal (berpacaran) maka keduanya dapat menyudahi “perjanjian” itu dan menempuh jalan masing-masing untuk menemukan pasangan yang lain. Hingga saat pemutusan itu ada, maka menurut saya hal yang terbaik untuk dilakukan oleh kita (diri sendiri dan pasangan) adalah memperbaiki, memantaskan, meningkatkan kualitas diri masing-masing sehingga menjadi seorang pribadi yang lebih baik bukan hanya untuk pasangan kita tetapi terlebih untuk diri kita sendiri.
Saat perubahan itu selalu mengikuti kita, maka bukan suatu hal yang tidak mungkin jika suatu hari nanti keduanya menjadi orang yang terbaik bagi satu sama lain. Namun, jika pada akhirnya keadaan berkata lain meskipun keduanya telah berusaha memantaskan diri untuk satu sama lain ... maybe we should take it as destiny or fate. Bahwa mungkin memang keduanya tidak berjodoh satu sama lain. That they’re not meant for each other. Yah, at least kita telah sampai pada tahap mengusahakan hanya saja memang bukan jalan keduanya untuk bersama. *ceileh apa deh ini, hehehe...* Yah, that’s just my opinion about it.

Menapak pada hubungan yang lebih serius lagi yaitu pernikahan, keberadaan komitmen semakin dibutuhkan dan mencapai pada tahapan hal yang krusial. Sehubungan dengan komitmen itu tadi, berikut merupakan satu cuplikan yang saya suka dari sebuah novel :
“Sebagian dari kita mungkin ada yang mencintai seseorang karena keadaan sesat. Karena dia baik, karena dia pintar, even mungkin karena dia kaya. Tidak pernah terpikir apa jadinya, kalau dia mendadak jahat, mendadak tidak sepintar dulu, atau mendadak miskin. Will you still love them, then? That’s why you need commitment. Don’t love someone because of what/how/who they are. From now on, start loving someone, because you want to. “
-Test Pack, Ninit Yunita –

That, commitment will make you love someone unconditionally.
So, mengutip kata-kata Tata (tokoh utama wanita dalam novel karangan Ninit itu) :
“That’s how far a commitment will take you” 
gambar diambil dari sini


So, let’s stay strong. We can make it, though. 


Depok, 22 Juli 2012
xoxo with love, 

Minggu, 29 Juli 2012

Akhirnya sarjana :D

     Saya masih ingat rasanya bulan April 4 tahun yang lalu ketika saya masih antara percaya-tidak percaya dengan berita diterimanya saya di Psikologi UI melalui jalur PPKB. Begitupun saat kira-kira sebulan kemudian saya mulai disibukkan dengan perkara daftar ulang (lamanya menunggu di balairung hingga pengurusan asrama yang dioper sana-sini) hingga dimulainya matrikulasi di bulan Juni-Juli. Saya masih ingat gimana rasanya kangen rumahnya saat itu, belum betahnya saya dengan lingkungan yang baru, dan juga proses mengenal teman-teman yang baru. Rasanya baru saja kemarin, menjalani masa orientasi kampus maupun Kamaba Fakultas. Membayangkan tahun-tahun ke depan yang akan dijalani sebagai mahasiswa di kampus ini, masih bertanya-tanya seperti apa jadinya saya ketika belajar jauh dari rumah. Ya...rasanya baru kemarin.
        Rasanya baru kemarin saya mulai belajar mengenal 'tradisi' di Psikologi UI, mulai sedikit demi sedikit mengenal senior dan teman-teman satu angkatan. Mulai bergerak keluar dari zona nyaman saya yang paling awal : diri saya sendiri. Yap, diri saya sendiri yang tidak pernah terlalu suka berada di keramaian, menjadi pusat perhatian, berbicara di depan umum, bahkan ikut organisasi ataupun kepanitiaan saat SMA. Perlahan-lahan saya belajar dan mulai menikmati dinamika di kampus saya itu dan keberadaan saya di dalamnya. Tak terasa, semester demi semester pun terlewati. Mulai dari semester 1 yang masih hanya terdiri dari 17 sks, semester 2 dimana saya mulai mengenal AAJ dan terlibat dalam organisasi untuk pertama kalinya (saat itu saya jadi staf PSDM AAJ), semester 3 masih dengan AAJ dan belajar bareng di asrama juga mulai ikut kepanitiaan-kepanitiaan lainnya, semester 4 dan semester 5 dengan keterlibatan saya di BEM untuk pertama kalinya (staf Pendidikan dan Keilmuan juga masih dengan kepanitian yang lain) serta PJ PSDM AAJ, semester 6 masih dengan BEM (Kadept Pendidikan dan Keilmuan yang penuh liku-liku sebelum dan sesudahnya) dan mata kuliah yang dianggap paling super di Psikologi : KAUP (Konstruksi Alat Ukur Psikologi beserta komprenya), serta semester 7 dengan kegalauan skripsi dan mata kuliah yang tidak kalah ciamik seperti kualitatif dan pelatihan II (lagi-lagi dengan kompre). Dan last but not least semester 8 yang memang sedianya saya dedikasikan 100% untuk pengerjaan skripsi yang telah dicicil sejak semester 7. 
     Kalau dipikir-pikir, sebenarnya cukup panjang ya perjalanan yang saya tempuh hingga sampai pada titik semester 8 itu sendiri. Apalagi pada titik saya yang sekarang. Apa yang saya dapat di Psikologi lebih dari sekadar pengalaman akademik, melainkan juga interpersonal dan keorganisasian. Kalau ditanya, bukan hanya satu atau dua momen yang berkesan yang telah saya lewati di Psikologi. Lengkap dengan suka maupun duka, mulai dari pengisian IRS-rebutan kelas, batal janjian, merasa ditinggalkan, senang dapat kelompok dengan teman-teman yang memang sudah janjian,dll. Itu baru satu perkara SIAK-IRS. Yang lain: BEM, AAJ, pertemanan, percintaan, pengembangan diri...semuanya ada dengan porsinya masing-masing. Sampai titik ini saya bersyukur bahwa sistem di psikologi UI telah mempersiapkan kami sedemikian rupa. 
     Semester 8, semester penuh perjuangan untuk Mr. Skripsi. Hingga pada bulan Mei, alhamdulillah perjalanan itu akhirnya dapat selesai. Skripsi saya mulai mendekati bentuk akhir dan saya pun dapat bersiap sidang. Kalau ditanya gimana perjalanan saya menuju sidang sarjana, secara singkat : 

bersama teman-teman 2008 yang lain setelah selesai pengumpulan berkas kelengkapan sidang

Me with Cempaka : lovely skripsi partner. 
Kiri: after thesis defense, Kanan : setelah penyerahan berkas kelengkapan sidang

Akhirnya S.Psi :)
Selesai sidang Skripsi @29 Mei 2012

Atas : selesai sidang Cemp @29 Mei 2012 siang
Bawah : selesai sidang with Putu & Galih 2010 :)

That was it, my journey until now. Sekarang sih saya sendiri sedang menunggu waktu wisuda dan bahkan tanggal yudisium yang tidak kunjung ada kabarnya. Yang jelas, meskipun satu langkah awal ini sudah accomplished masih ada langkah-langkah selanjutnya yang harus dilalui, bigger than this. And I better be ready for that.


xoxo with love,
      

Rabu, 30 Mei 2012

Both: Pengantar dan penutup perjalanan

Yihaaaa...akhirnya setelah sekian lama saya balik juga! Kali ini kelihatan dong, dengan nada yang sumringah begini (harusnya) ada kabar bagus yang bisa dibagi. hihihi
Tenang-tenang, saya nggak mau banyak bicara sih sebenarnya di postingan ini. Intinya saya cuma mau bilang kalo akhirnya si Mr. Skripsi saya SELESAI JUGA! *lonjak-lonjak kegirangan*

Walaupun perjalanan dari S(kri)Psi menuju S.Psi memang tidak mudah, tapi saya rasa semua itu pada akhirnya memang layak kok untuk diperjuangkan. Bener deh, sejak menjalani hari-hari bersama Mr.Skripsi saya kok merasa sedikit-demi sedikit juga menuju dewasa. It can't be described by words, anyway....
Although, i still can try to say how thankful I am for the people who has touched my everyway on this journey. Family, friends, even the participant of the study. So, here it is a little piece of my Thesis masterpiece. Satu yang ingin saya bagi di postingan kali ini. Ucapan Terima Kasih :)
Why i call it both beginning and an ending? It because somehow eventhough it is the beginning of the work, but this part also the last piece that completed itself. Yes, I wrote it at the very last of my work, in the middle of graph, list, and also table. No...not because it's not important, indeed it's the most significant. That's why I don't wanna left behind anyone in this part, so from day to day until the last day of the finishing...I keep listing and adding everyone that I could remember. And you know what? The hardest part is to fix it with the maximum pages given for the "thankful words" part, which is only 2 pages. *tulisan dalam kalimat saya kan panjang-panjang, tanya PS saya deh kalau ga percaya, hehehe*

So, without furtherado...here they are the people who touch my journey. *walaupun akhirnya tetep jadi panjang juga, hehe*

".........Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari  bahwa peran dari berbagai pihak merupakan suatu kunci mutlak sehingga karya ini dapat terselesaikan dengan baik. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada 
1.  Lifina Dewi Pohan, S.Psi, M.Psi dan Dra. Augustine Dwi Putri Sukarlan, M.Si selaku pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing saya dalam pengerjaan skripsi ini beserta segala arahan, bantuan, dan masukan untuk karya saya ini.
2.  Pembimbing akademik saya, Dra. Dyah Triarini Indirasari, MA atas segala masukan, dukungan, dan waktu yang dicurahkan untuk mendengarkan keluh-kesah atau kebingungan penulis mengenai lika-liku dunia perkuliahan sejak semester awal hingga semester akhir penulis mengenyam pendidikan di Fakultas Psikologi UI. 
3.  Dra.Sri Redatin Retno Pudjiati,M.Si dan Imelda Ika Dian Oriza, S.Psi, M.Psi sebagai dosen penguji skripsi ini atas segala arahan serta masukan yang ‘memperkaya’ skripsi ini.
4.  Keluarga penulis, kedua orang tua (Drs. Istyo Tris Andoyo dan drh.Novi Dwi Andajani) yang tak lelah memberikan doa, dukungan, dan nasihat untuk penulis. Untuk Dik Pik - adik semata wayang penulis yang selalu memberikan semangat dan dukungan untuk penulis dengan cara yang tak terduga, dan dukungan dari keluarga besar penulis : Mbah Bambang, Mbah Nganjuk, Om, Tante, Pakdhe, Budhe, serta sepupu-sepupu penulis. Saya sangat menyayangi kalian. Hidup Dinasti Bams!
5.   Keluarga saya yang lain: Keluarga BEM Prima, terutama P dan K Rangers (Kak QQ, Ira, Gita, Putra, Ashma, dan Lisa); Keluarga BEM Opera terutama P dan K Rainbow (Ashma, Rami, Putu, Tenri, Galih, dan Renita); Keluarga AAJ Psikologi UI, Lisuma UI, Wanda-my collegemate sebagai sahabat penulis sejak awal memasuki perkuliahan di Psikologi; Flocha dan Sapto sebagai teman seperjuangan dalam bahasan resiliensi, serta kak Olga untuk referensi terkait resiliensi; dan teman-teman penulis yang lain : Lionasti Meniche, Emotick, Gaby, Peppi, Rifa, Dewi, Kiky, Risca, Ria, Icha, Eky, Dania, Daniel, Rahmadini, Ollyn, Asih, serta rekan-rekan angkatan 2008 (Psikomplit) lain. Terima kasih karena telah menjadi bagian dari kisah hidup penulis dan memberikan beragam warna selama kehidupan penulis. I do love all of you, guys!
6. Cempaka Ayu Diana, S.Psi sebagai teman seperjuangan penulis dalam payung penelitian caregiver strain. Terima kasih untuk sekian ribu detik suka dan duka yang kita lewatkan bersama untuk skripsi kita. Untuk saling menguatkan ketika jalan tidak selalu mulus, untuk up and down yang kita lewati bersama, proses yang kita nikmati bersama, dan segala kenangan yang ada dalam hati kita. Glad to have a partner like you, thanks Cemp!   
7.  Seluruh partisipan dan berbagai pihak lain yang membantu penulis dalam proses pengumpulan data serta untuk lebih mengerti kehidupan caregiver penderita stroke. Pak Berry Tanukusuma, Pak Hariadi, Pak Kamel Kinaly, dan Pak Winarto dari klub Stroke untuk sambutan yang hangat, dukungan, dan segala bantuan kepada penulis. Terima kasih untuk dr. Andi, suster Winda, Bu Upik, dan Mas Dimas di RSUP Fatmawati atas segala bantuannya selama pengambilan data di RSUP Fatmawati. Untuk Pak Sutoyo-pemilik terapi stroke, dr. Joyce, dr. Ika, Pak Joko, serta berbagai pihak lain atas segala bantuannya dalam penelitian ini.
8. Terakhir, terima kasih kepada Alim Nur atas kesabaran, suntikan semangat, segala perhatian yang dicurahkan, dan dukungan di saat saya hampir menyerah. Terima kasih karena telah bertahan menemani saat penulis merasa dunia sedang tidak berpihak. I’m lucky to have you in my life."
Aaaah...they maybe can't imagine how thankful I am. And like I said before, I do love all of them. Thanks for sharing our path together :)
 

Senin, 14 Mei 2012

Out of routine

Kalo beberapa minggu bahkan hingga sebulan ke belakang saya dan Cemp *partner in skripsi* bolak balik dr satu rmh sakit ke rmh sakit atau dari satu klub stroke ke klub stroke yang lain....maka hr ini hal-hal itu tidak berlaku.
Entah untuk seterusnya *yang mana ini saya harap* ataupun sementara *ini jika nyatanya masih ada data yg perlu kami kmpulkan lg* yang jelas pagi ini saya kembali ke aktivitas depan laptop saya.
Bukan berarti saya tidak menikmati rutinitas hampir sebulan terakhir ini,karena toh saya dan Cemp menikmati bertemu dengan orang2 luar biasa di klub stroke atau cerita2 menarik yg kami temukan baik di rmh sakit ataupun klub itu sendri. Hanya saja,saya merasa lelah. Kelelahan mungkin,dan juga merindukan rutinitas saya yg lain sebelumnya.
Karena saya belum sempat menulis lagi,belum sempat memoles skripsi saya,dan belum sempat mengutak-atik data yg sudah kami peroleh.
Yah,singkat cerita saya lg bth kegiatan out of routine saya yg sebulan ini. Takut mandeg kalo itu skripsi tak diutak-atik lagi,haha.
Yaaah,paling tidak saya dapat sehari ini yang bisa saya gunakan. So,thanks for this day out of routine. I'll enjoy it :)

xoxo with love,

Minggu, 22 April 2012

Like it :)

 





Pages

Paling sering dibaca