every pieces has it own story

Rabu, 15 Juni 2011

KAUP oh KAUP : Sekilas perjalanan :)

Semester 6 akhirnya berakhir sudah dan bukan berarti tidak menyisakan kenangan. Ada satu mata kuliah di semester ini yang (semestinya) disetujui oleh hampir semua mahasiswa semester 6 Psiko UI sebagai mata kuliah yang mengalihkan dunia mereka. Mata kuliah ini udah tenar banget semenjak dikumandangkan oleh senior, even pas kami masih ada di semester-semester awal menjalani perkuliahan di Psiko UI tercinta. Dan mata kuliah ini juga yang sejujurnya memang paling membekas bagi saya di semester ini.
Menjadi mahasiswa hampir semester akhir, membuat saya mengingat kembali masa-masa saat kami masih memiliki beberapa angkatan senior di atas. Mulai dari angkatan 2006 dengan kak Dewi, kak Oi, Kak Wuri, Kak Yoke, Kak Kiki Jeruk, dan banyak lagi yang notabene saya kenal di AAJ. Menjalani masa menjadi junior yang paling bontot di psiko bersama senior seperti mereka merupakan masa-masa yang menyenangkan. Dan memang dari mereka pula nama mata kuliah KAUP (Konstruksi Alat Ukur Psikologis) tak luput dari perhatian kami. Mata kuliah yang konon katanya menjadi dewanya semester 6 *kalo ini istilah saya sih :P
Melegenda *cieee* mungkin karena setelah proses pembuatan kita sebagai kelompok akan diuji dengan adanya Kompre untuk melihat pemahaman kami terhadap alat ukur yang kami buat. Saya sadar giliran kami akan semakin mendekati waktunya saat angkatan 2007 'tampil' dalam masanya ber-KAUP ria. Kali ini euforia dan suasana KAUP semakin terasa karena saya yang telah bergabung dengan BEM dan mendapati mumetnya pengurus BEM angkatan 2007 yang berjibaku dengan KAUP kelompoknya masing-masing. Semangat yang naik kemudian turun--naik lagi, mood depressed atau putus asa yang kadang-kadang muncul....hingga puncaknya saat Kompre itu sendiri. Gila, kagum banget saya sama mereka yang udah melalui Kompre. Mereka hebat! Yah, senior-senior saya memang super semua sih! :D
Bener deh, bagi saya pribadi kompre itu sungguh terlihat menakutkan. Yes, you got the point! Scary for me that have a trouble for saying something apa ya hmmm...so organized in mind. Saya ini orang yang paling ga bisa ngomong runut dengan lancar, pasti deh muter-muter atau paling buruk ya saya hilang di tengah jalan- ngeblank aja gitu sama apa yang mau saya omongin. Sementara itu, kami pun sadar tinggal menghitung hari di 1 semester hingga KAUP benar-benar menjelang dan menjadi masanya kami untuk menghadapinya.

Satu yang bikin deg-degan juga di KAUP adalah kelompok yang menurut saya juga menentukan keberhasilan KAUP ini. Nggak bisa dipungkiri, urusan kelompok ini menjadi sesuatu yang krusial karena kami yang akan berjuang selama 1 semester demi puncaknya kompre nanti. Harus ada apa ya (kalo saya bilang chemistry, terlalu berlebihan) jadi mungkin rasa klop yang udah terbina dari awal. At least, kita tahu anggota kelompok kita dan bisa percaya sama mereka. Karena kita nanti akan kerja bareng kan. Sering menghabiskan waktu bersama kan, tidur bareng bahkan saat sleepover.
Akhirnya terpilihlah formasi super untuk kelompok KAUP yang kemudian diberi nama KOPROL : Eky, Dania, Daniel, Alim, Saya, dan Wanda. YES, WE ARE THE SUPER TEAM! >.<
Dan team building pun diupayakan untuk diadakan. Ini hasil team building kami :
Banyak hal yang sudah kami lalui bersama, banyak masa-masa yang kami hadapi bersama. Senang, sedih, ngambek, bete, semangat naik-semangat turun lagi, kecapekan, drop hingga sakit. Yah, prosesnya sendiri memang tidak mudah. Mulai dari proses menentukan alat ukur yang akan dibuat-ini kita bergelut dengan latar belakang, alasan, manfaat, dan tujuan kita membuat alat ukur. Percaya deh, ini benar-benar langkah awal yang penting dan menentukan keseluruhan alat ukur yang akan kami buat, makanya nggak mengherankan kalo kami digembleng di sini. Kita harus benar-benar kuat di sini, itu yang tertanam dalam benak kami. *Thanks to Om Ip dan Mbak Julia yang membimbing kami :)
Belum lagi proses memusingkan lain setelah topik alat ukur terpilih dimana kami harus cari referensi-milih yang mana dari sekian banyak, proses pencarian bahan yang memusingkan karena keterbatasan akses jurnal atau buku yang tersedia misalnya, serta hal-hal lain karena ini itu dan tralala trililinya.
Belum lagi secara internal harus tetap dijaga, dimana kami 'berdamai' dengan kelompok untuk mencapai satu misi besar dan mencapainya dari (mungkin) sekian perspektif langkah kecil berbeda yang seharusnya kami ambil, bertoleransi tetapi juga tidak permisif dalam kelompok. Perjuangan yang harus dilalui memang tidak hanya fisik tetapi juga mentally for sure. Capek raga, hati (kadang-kadang), capek pikiran. Fisik yang udah lelah karena waktu yang memang harus rela disisihkan bahkan di luar jam kuliah untuk menyelesaikan tugas pembuatan alat ukur kebanggaan kelompok masing-masing, bergumul dengan waktu yang sempit dan deadline yang mencekik, belum lagi pembagian dengan tugas lain yang tidak kalah penting walau terkadang alkhirnya kami nomor sekian-kan.
Bukan, sebenarnya saya tidak ingin menyebut KAUP sebagai momok yang menakutkan. Karena toh saya menjalaninya dengan enjoy bersama kelompok saya. Saya bersyukur karena kelompok saya ini penuh dengan toleransi, mungkin karena semua anggotanya sendiri merupakan orang-orang yang terlibat juga di organisasi jadi kurang lebih kami bisa (atau harus bisa) saling memahami keadaan kami dengan tanggung jawab masing-masing. Gimana enggak, 5 dari 6 anggota merupakan pengurus BEM sedangkan 1 orang lagi tidak kalah aktifnya di organisasi keagamannya.
Beruntung kami juga mengambil langkah yang tepat dengan men-set tujuan dari awal, komitmen dari awal, dan batasan toleransi. Dan ibu ketua yang super ciamik. *Thanks to Eky yang udah mau sabar ngingetin, jadi komandan kapal KAUP kita :)
Meskipun begitu, toh kami masih bisa menemukan kesenangan di sela-sela proses pengerjaan alat ukur ini. Masih bisa berbagi tawa, olok-olok, candaan yang terkadang ga penting tapi semua itu membuat semuanya menjadi menyenangkan. Putus asa dan depresi (mungkin) memang sempat mampir tapi kami tahu caranya deal with it. *alhamdulillah
Kami masih bisa sekedar jalan bareng, karaoke, makan, ketawa-ketiwi, bahkan mampir 'mencicipi' rasanya belajar di perpus pusat. *ini saat UAS lho, di kala deadline udah di depan mata...haha.
The Girls : Dania, Eky, Me :)

KOPROL, without Alim

KOPROL without Daniel
Di dalam perpus :)

Kami pun sampai menobatkan anggota KAUP ke-7 (Kiprim) hingga anggota kesekian yang lain :P Satu yang bahkan ga penting-penting banget sih sebenernya : janjian baju buat komprenya. Kita semua harus tampil rapi. *Dan sepertinya kami terlalu lucky untuk dapat giliran kompre pertama, giliran pertama yang mengawali rangkaian kompre angkatan kami. Tepat satu hari setelah UAS yang lain berakhir. Di sini kami juga harus susah payah mencari Kompresor untuk latihan mengompre kami, grudak-gruduk cari sana-sini untuk sumber yang belum lengkap atau citation yang masih diragukan, alasan yang mungkin harus kami ajukan saat ditanya di kompre. Singkat cerita, kami benar-benar menyiapkan amunisi mati-matian untuk pertempuran kami itu, puncak dari kerja keras kami selama ini.
Awalnya saya merasa desperate, saya benar-benar takut. Malam sebelum kami kompre, saya bahkan sudah mengalami kehilangan nafsu makan dengan sukses. Malam sebelumnya kami memang melakukan persiapan terakhir untuk kompre kami dan paginya datang awal untuk review akhir.Paginya, ternyata keadaan lebih buruk lagi. Bukan cuma saya yang mengalami psikosomatis, tetapi sepertinya yang lain juga iya. Saya sempat mual dan tidak bisa menelan apapun bahkan untuk minum pun saya tidak mau. Yang lain juga mengalami ketidakinginan untuk menyantap apapun sebelum kompre, entah karena mual juga atau sekedar melilit.
Akhirnya, saat waktunya tiba saya memutuskan untuk pasrah. Dan memang hanya bisa pasrah juga berdoa sepertinya.Kami pun masuk ruangan dan kompre berjalan selama kurang lebih 2 jam. Kami mendapat kesempatan untuk ditanya-tanya sesuai dengan permintaan kompresor dan juga mengajukan diri saat pertanyaan dilempar ataupun periode rebutan. Di sini kami juga masih menerapkan toleransi dan saling back up sebisa mungkin. Semua pun termasuk berjalan dengan cukup lancar dan pertanyaan yang kami takutkan akan keluar justru tidak keluar. Kami cukup yakin dengan jawaba yang kami berikan dan cukup puas karenanya.
Kompresor mengetahui ketegangan kami dan berusaha menurunkan tensi agar kami lebih relax. Begitu kompresor mengatakan kompre sudah selesai, kelegaan kami tidak bisa terkatakan lagi. Akhirnya, selesai sudah perjuangan kami dan paling tidak kami sudah memberikan yang terbaik yang bisa kami lakukan. Jadi, setelah semuanya berakhir pun NO Regret :)
Begitu ruang kelas tempat kami kompre dibuka, banyak teman-teman kami sudah menunggu di depan untuk gilirannya. Dan begitu kami keluar itu, mereka langsung menyambut kami dengan meriah dan tepuk tangan. Kami nyaris speechless setelah akhirnya semua berakhir.
Setelah itu kami pun benar-benar dapat menikmati masa free kami dengan bersenang-senang. Sayangnya, saya tidak diperbolehkan untuk mengganti baju saya yang super rapi jali selama jalan-jalan ini. jadilah kami seperti anak kantoran yang hang out setelah pulang kantor.
Aaaaah....kalo diingat lagi sekarang masa-masa itu menyenangkan loh (prosesnya maksud saya). Saya jadi gampang kangen mereka sekarang, mungkin karena hampir tiap hari bertemu yaaaa.
Yuuukkk aaah,,,kita jalan-jalan lagi kalo gitu. Ice skating, karaoke, atau sekedar makan? Ayo aja lah :D

0 komentar:

Posting Komentar

Pages

Paling sering dibaca