Nah, ini dia nih kisah konyol (yaaaa ga juga si sebenernya), yang lucu (yaaa kalo ga dibilang jayus juga bole), dan aneh bin ajaib (kalo yang ini emang bawaan dari bocah-bocahnya).
Jadi begini, alkisah pada suatu malam minggu yang sepi di kosan tercinta datanglah rombongan cowok-cowok labil yang datang berkunjung. Awalnya siang hari mereka hendak ke kosan, karena kontrakan Lisuma sedang sepi. Namun, apa daya sang pemilik kosan yang hendak didatangi sedang ada urusan yang harus diselesaikan dulu di siang harinya. Jadi, rencana terpaksa dipindah ke waktu yang memungkinkan jadwal semua orang. Tentunya biar semua senang, semua riang. hahaha
Dan untungnya bocah-bocah datang dengan baik hatinya membawakan upeti yang memang diminta sebagai ganti kosan bole dijadikan base camp hari itu. Yah, tentu saja tak laen dan tak bukan adalah makanan (haha, apalagi coba sogokan yang bakal langsung diterima dengan senang hati oleh kami) LOL
Dua cowok ini yang secara garis persaudaraan sebenarnya masih om dan tante eh om dan ponakan maksudnya datang berkunjung karena malam itu mereka menjadi pria-pria kesepian. Sang pacar ponakan yang biasanya dijuluki ibu negara oleh bocah-bocah tidak jelas ini dan sialnya kami ikut-ikutan (mau ga mau, halah) memanggil demikian juga berada di daerah yang jauh dari jangkauan saat itu (atau memang si ponakan sedang tidak bisa menjangkau sebenarnya, hehe) sedangkan si om baru saja end up relationship sama ibu negaranya... Yasudahlah bertandanglah mereka ke kosan dua perempuan cantik, manis, tapi masih available itu *penting ya? hehe* beserta seorang teman cowok juga dalam kunjungan itu. Jadi ganjillah tamu kami malam itu (yang memang sebenarnya dari sononya juga udah ganjil bin random). Walhasil, 3 orang cowok meramaikan ruang tamu kosan yang sepi kalo lagi weekend dengan tujuan tidak jelas yaitu untuk ngelabil (bukan ding, ini mah istilah komplotan saya yang lain). Yah sebut saja membunuh kebosanan dengan kongkow-kongkow (ini lagi-lagi istilah mereka), bicara tidak jelas (tentang apa saja sumpah...) mulai dari urusan hati, kuliah, gosip terhangat, candaan, ceng-cengan masalah percintaan, hingga urusan perut tentu saja (untuk yang satu ini jelas siapa yang jadi sasarannya), yang tak lupa juga ditemani sekotak martabak hangat dan juga sebotol fanta dingin. Hmmmm....enak juga lah, lumayan rejeki emang ga kemana. (eh, tapi lama-lama bisa tambah buncit nih perut dua cewek manis, cantik yang tersebut di atas) Hahaha....who cares, anyway :))
Nah, untuk minum fanta yang udah dibawain dengan baik hatinya oleh tu bocah-bocah, jadilah si tuan rumah mengambil gelas yang ada di kamarnya untuk para tamunya malam itu. Apa daya, karena persediaan gelas dengan ukuran yang nyaris sama (beti2 dikit lah) sangat terbatas, maka diambil apa adanya dan yang seadanya apa di kamar. Walhasil keluarlah saya dengan membawa 2 gelas standard dan 3 gelas ukuran yang lebih kecil (yaaah, kalo dibilang bocah-bocah kacrut sih terlalu jauh kecilnya), yaah apapunlah. Ditaruhlah gelas-gelas tak berdosa itu di atas meja ruang tamu dengan harapan ya sudahlah mereka juga sudah besar-besar ini, bisa ambil gelasnya sendiri nanti di meja.
Sampai kemudian, waktu berlalu tik tok tik tok...masi blum ada yang beranjak mengambil posisi gelas masing-masing gara-gara keasyikan ngobrol. Wah, kagak pindah-pindah juga ni gelas dari tongkrongannya kalo ga diedarin juga, batin saya. Akhirnya, bergeraklah saya mengestafetkan gelas-gelas yang sedianya nongkrong di meja agar segera terdistribusi ke bocah-bocah yang ada di situ.
Distribusi mengalir dengan lancar, tanpa ada maksud kesengajaan, persekongkolan, ataupun taktik muslihat tak terlihat tetapi menghasilkan hasil distribusi yang dinilai tidak adil oleh bocah2-bocah kacrut (baca:tamu2 cowok) karena gelas si dua cewek empunya kosan kebagian gelas dengan ukuran standard (yang memang hanya ada dua), sementara para tetamu ini kebagian 3 gelas dengan ukuran sama yang lebih kecil dibanding si gelas standard (yang memang sedianya ada 3) Walhasil, setengah tidak terimalah mereka dengan keadaan ini. Nah looooh :))
Bocah2 yang ga terima itu lalu mengancam akan memotong gelas yang akan kami pakai minum jika kami datang ke kontrakan nanti. Biar situasinya sama, 1-1....haaaaaahhhh. What an idea! *kocak banget sumpah pas mereka ngancam mau ngelakuin hal satu itu. Yah namanya juga bocah kacrut tidak terimanya pun masih juga disisipin bercandaan khas mereka yang (kadang-kadang ga masuk akal). Lucu si, tapi pada saat yang sama jayus juga.Ya secara, disampaikan dengan bahasa mereka yang konyol, lucu, dan jayus siii....jadi ya kami tertawa saja. Tuuuuh kan....emang dah Life oh life....! It's fun but sometimes hard too. Jadi, selagi bisa ketawa ya sudahlah dinikmati saja :)) Tertawa sampe perut kenyang, hati riang, tidur senang :D *apadah ini :))
masi deh, ngeributin gelas? Emang dasar bocah-bocah kacrut :D
Jadi begini, alkisah pada suatu malam minggu yang sepi di kosan tercinta datanglah rombongan cowok-cowok labil yang datang berkunjung. Awalnya siang hari mereka hendak ke kosan, karena kontrakan Lisuma sedang sepi. Namun, apa daya sang pemilik kosan yang hendak didatangi sedang ada urusan yang harus diselesaikan dulu di siang harinya. Jadi, rencana terpaksa dipindah ke waktu yang memungkinkan jadwal semua orang. Tentunya biar semua senang, semua riang. hahaha
Dan untungnya bocah-bocah datang dengan baik hatinya membawakan upeti yang memang diminta sebagai ganti kosan bole dijadikan base camp hari itu. Yah, tentu saja tak laen dan tak bukan adalah makanan (haha, apalagi coba sogokan yang bakal langsung diterima dengan senang hati oleh kami) LOL
Dua cowok ini yang secara garis persaudaraan sebenarnya masih om dan tante eh om dan ponakan maksudnya datang berkunjung karena malam itu mereka menjadi pria-pria kesepian. Sang pacar ponakan yang biasanya dijuluki ibu negara oleh bocah-bocah tidak jelas ini dan sialnya kami ikut-ikutan (mau ga mau, halah) memanggil demikian juga berada di daerah yang jauh dari jangkauan saat itu (atau memang si ponakan sedang tidak bisa menjangkau sebenarnya, hehe) sedangkan si om baru saja end up relationship sama ibu negaranya... Yasudahlah bertandanglah mereka ke kosan dua perempuan cantik, manis, tapi masih available itu *penting ya? hehe* beserta seorang teman cowok juga dalam kunjungan itu. Jadi ganjillah tamu kami malam itu (yang memang sebenarnya dari sononya juga udah ganjil bin random). Walhasil, 3 orang cowok meramaikan ruang tamu kosan yang sepi kalo lagi weekend dengan tujuan tidak jelas yaitu untuk ngelabil (bukan ding, ini mah istilah komplotan saya yang lain). Yah sebut saja membunuh kebosanan dengan kongkow-kongkow (ini lagi-lagi istilah mereka), bicara tidak jelas (tentang apa saja sumpah...) mulai dari urusan hati, kuliah, gosip terhangat, candaan, ceng-cengan masalah percintaan, hingga urusan perut tentu saja (untuk yang satu ini jelas siapa yang jadi sasarannya), yang tak lupa juga ditemani sekotak martabak hangat dan juga sebotol fanta dingin. Hmmmm....enak juga lah, lumayan rejeki emang ga kemana. (eh, tapi lama-lama bisa tambah buncit nih perut dua cewek manis, cantik yang tersebut di atas) Hahaha....who cares, anyway :))
Nah, untuk minum fanta yang udah dibawain dengan baik hatinya oleh tu bocah-bocah, jadilah si tuan rumah mengambil gelas yang ada di kamarnya untuk para tamunya malam itu. Apa daya, karena persediaan gelas dengan ukuran yang nyaris sama (beti2 dikit lah) sangat terbatas, maka diambil apa adanya dan yang seadanya apa di kamar. Walhasil keluarlah saya dengan membawa 2 gelas standard dan 3 gelas ukuran yang lebih kecil (yaaah, kalo dibilang bocah-bocah kacrut sih terlalu jauh kecilnya), yaah apapunlah. Ditaruhlah gelas-gelas tak berdosa itu di atas meja ruang tamu dengan harapan ya sudahlah mereka juga sudah besar-besar ini, bisa ambil gelasnya sendiri nanti di meja.
Sampai kemudian, waktu berlalu tik tok tik tok...masi blum ada yang beranjak mengambil posisi gelas masing-masing gara-gara keasyikan ngobrol. Wah, kagak pindah-pindah juga ni gelas dari tongkrongannya kalo ga diedarin juga, batin saya. Akhirnya, bergeraklah saya mengestafetkan gelas-gelas yang sedianya nongkrong di meja agar segera terdistribusi ke bocah-bocah yang ada di situ.
Distribusi mengalir dengan lancar, tanpa ada maksud kesengajaan, persekongkolan, ataupun taktik muslihat tak terlihat tetapi menghasilkan hasil distribusi yang dinilai tidak adil oleh bocah2-bocah kacrut (baca:tamu2 cowok) karena gelas si dua cewek empunya kosan kebagian gelas dengan ukuran standard (yang memang hanya ada dua), sementara para tetamu ini kebagian 3 gelas dengan ukuran sama yang lebih kecil dibanding si gelas standard (yang memang sedianya ada 3) Walhasil, setengah tidak terimalah mereka dengan keadaan ini. Nah looooh :))
Bocah2 yang ga terima itu lalu mengancam akan memotong gelas yang akan kami pakai minum jika kami datang ke kontrakan nanti. Biar situasinya sama, 1-1....haaaaaahhhh. What an idea! *kocak banget sumpah pas mereka ngancam mau ngelakuin hal satu itu. Yah namanya juga bocah kacrut tidak terimanya pun masih juga disisipin bercandaan khas mereka yang (kadang-kadang ga masuk akal). Lucu si, tapi pada saat yang sama jayus juga.Ya secara, disampaikan dengan bahasa mereka yang konyol, lucu, dan jayus siii....jadi ya kami tertawa saja. Tuuuuh kan....emang dah Life oh life....! It's fun but sometimes hard too. Jadi, selagi bisa ketawa ya sudahlah dinikmati saja :)) Tertawa sampe perut kenyang, hati riang, tidur senang :D *apadah ini :))
masi deh, ngeributin gelas? Emang dasar bocah-bocah kacrut :D
0 komentar:
Posting Komentar