every pieces has it own story

Sabtu, 25 Desember 2010

Secuil catatan perjalanan : Sukses Ngebolang, sodara-sodara!

Setelah akhirnya selama kurang lebih seminggu ini berjibaku dengan UAS dan juga tugas-tugas akhir ataupun presentasi mematikan yang dengan sukses akhirnya membuat capek mental selama 2 minggu terakhir.....Kemaren,akhirnya saya dan juga teman saya Febrina as know as Peppi memutuskan untuk melangkahkan kaki ke daerah Mangga Dua. Tujuan awalnya sebenarnya sih simpel, saya hendak menemani dia membeli tiket pulang ke lampung untuk keesokan harinya. Tapi, dasar kami memang impulsif, labil, dan juga laper mata. Jadilah kami berjalan-jalan dulu ke bilangan Mangga Dua Mall yang notabene merupakan surganya segala macam peralatan elektronik (ini yang saya lihat berdasarkan persepsi saya loh ya), mulai dari kamera, laptop, televisi, radio,bahkan sampai segala macam alat permainan game (PS, Wii, PSP, Nintendo DS, dll). Yah pokoknya segala macem alat-alat elektronik. You name it lah, ya.

So, singkat cerita seharian itu kami sukses menjelajahi Mall Mangga Dua-naik turun naik lagi untuk keliling melihat-lihat laptop juga kamera, bahkan sampai lihat nintendo portable juga. Walau begitu, satu hal yang tidak kami temukan juga akhirnya, TOY CAM. Itu loh, kamera semacam kamera mainan yang terbuat dari plastik tapi yah tetap bisa dipake buat motret walopun mainan juga. hehe
Dan, sayang sekali kami harus menelan kekecewaan karena walopun kami sudah telusuri hampir semua toko kamera (bahkan sampai satu kali nyasar tanya ke toko USB Flashdisk), hasilnya nihil. NIHIL, sodara sodara! Uwoooo....penjualnya aja ampe bengong gitu pas kita nyebutin kamera yang kami cari. Walhasil, perjalanan cuci mata labil kami mengelilingi Mangga Dua dari siang hingga sore itu (yang bahkan hanya sempat terinterupsi sebentar saat kami makan siang di KFC Mangga Dua) itu sukses membuat kami mupeng sama kamera waterproff Sony, Samsung, juga Nintendo Portable.
Samsung waterproof WP10

Sony Underwater



Tapi, jangan sedih dulu juga. Kami tidak keluar Mall Mangga Dua dengan tangan kosong. Peppi berhasil menjalankan misinya mendapatkan Laptop untuk kakaknya dengan cukup memuaskan karena harganya yang memuaskan juga. hehehe

Kami akhirnya meninggalkan Mall Mangga Dua pada pukul setengah tujuh malam. Dan demi apapun, tujuan awal kami untuk membeli tiket pulang Peppi bahkan belum kesampaian. Akhirnya dengan berbekal keberanian (atau nekad lebih tepatnya? haha apapun lah) kami bertanya kepada Bapak satpam di Mall Mangga Dua cara mencapai stasiun Gambir. Sesuai arahan bapak satpam, kami menuju Senen dulu dengan Bus 02 baru kemudian dari sana bertolak ke Gambir. Dan lalu lintas macet, sodara-sodara. Kami baru ingat, ya ampun ini kan malam natal. *menepuk jidat sendiri* Sempat takut kemungkinan tidak dapat tiket KRL kembali ke Depok, tapi yasudah lah. Lanjut terus saja kami, sodara-sodara. Whatever will be then will be. :D
Sesampainya kami di terminal Senen, muncul lagi jurus "malu bertanya sesat di jalan" (atau ilang di tengah kota?) yang kami miliki. Kami menanyakan cara menuju ke stasiun Gambir kepada seorang polisi yang ada di terminal itu. Pak polisi terlihat siaga dan dengan senang hati membantu kami. Beliau mengatakan kami bisa naik kopaja 20 ke sana, tapi beliau takut di depan gereja Immanuel akan macet karena misa natal. Jadilah beliau menyarankan kami naik ojek atau bajaj sebagai alternatif lain (ini setelah beliau bertanya dulu ke dalam kantornya loh). Kami pun memutuskan untuk menggunakan bajaj saja. Alhamdulillah, pak polisi yang kami tanyai sangat baik. Beliau bahkan mengantarkan kami hingga kami dapat bajaj dan juga menawarkan harga untuk kami sekalian. Aiiiih, alhamdulillah ternyata masih banyak orang baik di Jakarta.

Saya kembali teringat pada memori saya beberapa bulan yang lalu. Kejadian yang hampir serupa, di kawasan yang hampir sama juga. Saat itu saya baru saja menginjakkan kaki saya kembali di Jakarta bersama teman saya, Ratih a.k.a Gaby setelah berlebaran di kampung halaman. Kereta kami tiba di stasiun Senen agak terlambat, hari sudah menjelang sore. Kami memutuskan menggunakan bus untuk kembali ke Depok. Tapi, lama berselang bus yang kami tunggu tak kunjung datang juga tak menunjukan tanda-tanda sama sekali bakalan lewat. Akhirnya, saya pun bertanya pada seorang bapak di dekat halte bus di depan stasiun Senen itu. Bapak itu memberitahu bus yang sedang kami tunggu untuk kembali ke depok mungkin sudah tidak akan lewat lagi karena masih dalam masa liburan. Ia juga menyarankan alternatif bus lain yang menuju Pasar Rebo. Bantuan dari bapak itu tidak hanya berhenti sampai di situ saja. Bapak itu juga berjanji akan memberitahu bus yang harus kami naiki jika telah tiba nanti. Bahkan, hingga akhirnya bus yang kami tunggu itu datang si bapak membantu menyetopnya untuk kami. And i still can't believe that two things happened at Senen, di mana katanya preman di sana serem-serem (ini yang saya dengar). Alhamdulillah...... Hanya saja yang saya sesali, saya belum sempat mengucapkan terima kasih dengan jelas kepada si bapak karena terburu-buru naik ke dalam bus. Sekali lagi (walaupun saya tidak bisa secara langsung mengucapkannya), terima kasih banyak Bapak atas bantuannya. Semoga Allah memberikan balasan yang setimpal dengan kebaikan yang telah bapak perbuat. Begitu juga untuk bapak Polisi. Good job, pak! :)


Nah, kembali lagi pada cerita perjalanan ngebolang saya dan Peppi. Akhirnya kami pun tiba dengan selamat di stasiun Gambir. Jam tangan saya saat itu menunjukkan pukul setengah 8 malam. Kami segera menuju loket tiket Damri dan melakukan pemesanan. Misi kedua pun terlaksana sudah. Kali ini kami naik bus TransJakarta untuk bertolak menuju Juanda, baru kemudian disambung kereta menuju Depok. Jam saat itu menunjukkan pukul 19.55. Di loket tertulis, Ekonomi AC Bogor tiba pukul 20.04. Alhamdulillah, kami sampai tepat waktu. Kereta Ekonomi AC menuju Depok sebentar lagi tiba. Kereta memang lumayan penuh di bagian belakang gerbong tempat kami masuk, kami pun bergerak ke depan menuju gerbong khusus wanita. Dan alhamdulillah kami masih mendapat tempat duduk di gerbong khusus wanita itu. Kami sudah dapat menarik nafas lega. Insya Allah dari situ hingga depok semuanya akan berjalan lancar. Dan sesuai prediksi dan harapan kami, memang demikianlah adanya. Akhirnya, kelelahan kami seharian itu terbayar sudah ketika akhirnya kami menginjakan kaki di stasiun UI tercinta. Hati kami semakin senang ketika mengingat kembali perjalanan labil kami seharian itu sambil menikmati enaknya makan malam di salah satu tempat makan 'langganan' kami di stasiun itu.

Subhanallah, seharian itu sangat menyenangkan sekali. Terima kasih pak satpam, terima kasih bapak Polisi yang baik hati, terima kasih ya Allah karena ternyata masih banyak orang yang baik di sekitar kami :)

0 komentar:

Posting Komentar

Pages

Paling sering dibaca