Saya sedang tertarik-tergelitik sama satu kegiatan bernama Lantan Bentala. Sebetulnya, proses awalnya nggak sengaja sampai saya bisa tahu tentang Lantan Bentala ini dan akhirnya kenal dengan Mbak Evelyn Suleeman *walau masih sebatas lewat sms*. Ini semua bermula dari sms dari mbak Evelyn yang masuk ke inbox saya yang sebenarnya ditujukan untuk Gita. Jadi ceritanya, Gita pernah memakai nomor saya untuk menghubungi mbak Evelyn sehingga nomor saya disangka sebagai nomor Gita. Mbak Evelyn sendiri merupakan Dosen Sosiologi di FISIP UI *ini yang saya tahu, kalau tidak salah dari Gita*
Bunyi sms-nya begini :
"Teman, mau ikut motret bareng lantan dengan topik lingkungan ui, jumat pagi? Jam 8an kumpul di FISIP. Jangan lupa bawa kamera dan botol minum...."
Saya yang bingung kemudian menanyakan identitas si pengirim yang kemudian berujung dengan perkenalan saya dengan mbak Evelyn, juga Lantan Bentala. Singkat cerita, saya juga dipersilakan untuk joint dengan acara mereka jika memang berminat. Akan tetapi, karena saya sedang dalam masa magang, jadilah saya tidak dapat bergabung dengan acara itu *selain itu, juga tidak ada kamera di sini. Paling pinjam dulu kalo begitu*
Mbak Evelyn kemudian menawarkan untuk mengirimkan contoh newsletter yang dibuat oleh Lantan Bentala ke email saya jika saya berminat. Yang kemudian saya terima tawaran itu dengan sennag hati dan saya pun memberikan alamat email saya. *Agak malu sebenernya saya, itu alamat email saya labil banget* . Mbak Evelyn mengirimkan 4 edisi newsletter yang ia pilih, yang mungkin bisa memberi gambaran tentang Lantan Bentala dan kegiatannya. Hingga pada akhirnya, saya sudah membaca ke-4 newsletter terpilih yang dikirim oleh Mbak Evelyn yang sedikit-banyak memberikan gambaran mengenai Lantan Bentala itu sendiri :)
Salah satu info yang saya peroleh dari newletter yang dikirimkan itu adalah infomasi mengenai Lantan Bentala itu sendiri. Lantan Bentala akhirnya dipilih karena sesuai dengan tujuan gerakan ini yang ingin menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan. Kata Lantan berasal dari bahasa Minang Kuno yang berarti memelihara, sedangkan Bentala berasal dari bahasa Melayu kuno yang berarti bumi. "Jadi, newsletter Lantan Bentala diterbitkan untuk mengajak dan mengingatkan pembaca agar terus memelihara bumi" (Sumber : newsletter Lantan Bentala No 79/Th IV, 15-29 Maret 2010). Newsletter ini bahkan disebarkan melalui email alih-alih cetak untuk mengurangi penggunanan kertas lho :).
Saya jadi pengen ikutan deh dan pengen menerima newsletter itu secara rutin. Bukan karena saya udah tahu banyak tapi justru karena saya belum tahu banyak makanya pengen lebih tahu dan ikut berperan. Oke, saya sendiri bukanlah orang yang benar-benar tidak pakai tas kresek atau menolak penggunaan sterofoam karena toh saya juga masih beberapa kali memakai sterofoam kalau pas bungkus makanan di warung makan. Tapi saya mau belajar buat sayang sama bumi juga lingkungan dengan tindakan real. Istilahnya, apa yang bisa saya lakukan walau dengan kapasitas saya yang kecil *udah badan kecil, ga ada istimewanya, pas-pasan lah, hehe*. Lantan Bentala ini *berdasar yang saya baca* menjanjikan sesuatu yang nggak muluk-muluk, peran kita yang penting. Ya sesuai kapasitas kita itu, mereka kasih contoh paling ga kita bisa tegur anggota keluarga kita yang buang sampah sembarangan kalau kita masih sungkan buat negur orang lain misalnya yang ga kita kenal. Saya pengen bisa start dari sekarang, sesuai sama apa yang bisa saya lakukan. Belum terlambat kan? Masih bisa dan tidak apa-apa kan? Semoga :)
Bunyi sms-nya begini :
"Teman, mau ikut motret bareng lantan dengan topik lingkungan ui, jumat pagi? Jam 8an kumpul di FISIP. Jangan lupa bawa kamera dan botol minum...."
Saya yang bingung kemudian menanyakan identitas si pengirim yang kemudian berujung dengan perkenalan saya dengan mbak Evelyn, juga Lantan Bentala. Singkat cerita, saya juga dipersilakan untuk joint dengan acara mereka jika memang berminat. Akan tetapi, karena saya sedang dalam masa magang, jadilah saya tidak dapat bergabung dengan acara itu *selain itu, juga tidak ada kamera di sini. Paling pinjam dulu kalo begitu*
Mbak Evelyn kemudian menawarkan untuk mengirimkan contoh newsletter yang dibuat oleh Lantan Bentala ke email saya jika saya berminat. Yang kemudian saya terima tawaran itu dengan sennag hati dan saya pun memberikan alamat email saya. *Agak malu sebenernya saya, itu alamat email saya labil banget* . Mbak Evelyn mengirimkan 4 edisi newsletter yang ia pilih, yang mungkin bisa memberi gambaran tentang Lantan Bentala dan kegiatannya. Hingga pada akhirnya, saya sudah membaca ke-4 newsletter terpilih yang dikirim oleh Mbak Evelyn yang sedikit-banyak memberikan gambaran mengenai Lantan Bentala itu sendiri :)
Salah satu info yang saya peroleh dari newletter yang dikirimkan itu adalah infomasi mengenai Lantan Bentala itu sendiri. Lantan Bentala akhirnya dipilih karena sesuai dengan tujuan gerakan ini yang ingin menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan. Kata Lantan berasal dari bahasa Minang Kuno yang berarti memelihara, sedangkan Bentala berasal dari bahasa Melayu kuno yang berarti bumi. "Jadi, newsletter Lantan Bentala diterbitkan untuk mengajak dan mengingatkan pembaca agar terus memelihara bumi" (Sumber : newsletter Lantan Bentala No 79/Th IV, 15-29 Maret 2010). Newsletter ini bahkan disebarkan melalui email alih-alih cetak untuk mengurangi penggunanan kertas lho :).
Saya jadi pengen ikutan deh dan pengen menerima newsletter itu secara rutin. Bukan karena saya udah tahu banyak tapi justru karena saya belum tahu banyak makanya pengen lebih tahu dan ikut berperan. Oke, saya sendiri bukanlah orang yang benar-benar tidak pakai tas kresek atau menolak penggunaan sterofoam karena toh saya juga masih beberapa kali memakai sterofoam kalau pas bungkus makanan di warung makan. Tapi saya mau belajar buat sayang sama bumi juga lingkungan dengan tindakan real. Istilahnya, apa yang bisa saya lakukan walau dengan kapasitas saya yang kecil *udah badan kecil, ga ada istimewanya, pas-pasan lah, hehe*. Lantan Bentala ini *berdasar yang saya baca* menjanjikan sesuatu yang nggak muluk-muluk, peran kita yang penting. Ya sesuai kapasitas kita itu, mereka kasih contoh paling ga kita bisa tegur anggota keluarga kita yang buang sampah sembarangan kalau kita masih sungkan buat negur orang lain misalnya yang ga kita kenal. Saya pengen bisa start dari sekarang, sesuai sama apa yang bisa saya lakukan. Belum terlambat kan? Masih bisa dan tidak apa-apa kan? Semoga :)
0 komentar:
Posting Komentar