Ketika menjadi pesimis, orang cenderung melihat kejadian sebagai hal yang buruk dan telah menetapkan sikap dan percaya bahwa kejadian yang akan terjadi berikutnya akan hanya berujung pada rangkaian kejadian buruk lainnya.
Ketika menjadi optimis, orang melihat kejadian buruk sebagai hal yang masih bisa diubah dan diusahakan. Satu kejadian buruk bukanlah ketok mati semua kejadian yang mengikuti di belakangnya akan sama buruknya. Akan ada sisi positif dari setiap kejadian, akan ada pelajaran yang bisa diambil dari setiap jenjang kehidupan sehingga kita bisa bangkit untuk memperbaiki bagian 'rusak' dan memulai fase baru.
pesimis itu terkadang terdengar lebih mudah. Terasa lebih mudah untuk dijalankan.
Karena kamu hanya akan diam. menyerah. pasrah. Toh sudah tidak bisa diapa-apakan lagi. Sial itu sebutmu untuk dirimu.
Ah, itu kan katamu. Kata ia, kata 'kacamata' yang lain, hidup itu terlalu indah untuk disia-siakan sekedar pesimis.
Terlalu sayang untuk dilewatkan cecapan manisnya. Hanya karena segelintir bahkan satu kejadian buruk. Percaya pada keadaan buruk yang semakin memburuk hanya akan semakin merusak harimu.
>< pesimis, optimis.
terdengar berat, tervisi berbagai langkah yang mesti diambil. terukir bayangan gurat kelelahan untuk mencapainya.
Menurutnya, optimis itu indah. Ada harap di baliknya. Ada ekspektasi. Ada upaya-upaya strategis peta pencapaian.
Dengan adanya itu, kita masih tetap bisa hidup dengan tidak sekedar hidup tetapi hidup dengan menikmati hidup. Itu karena kita tahu ada yang kita usahakan.
Kehidupan kita akan terus bergerak maju dengan harapan di sela-sela langkahnya. Mengintip-mengintai tiap langkah yang dijejak untuk satu kata : sukses. Bukan hanya pasrah dan menerima keadaan.
Menjadi pesimis atau optimis merupakan pilihan.
Menjadi pesimis mungkin merupakan pilihan mudah.
Menjadi optimis butuh perjuangan, tapi ada harga yang terbayarkan.
Jika dua pilihan itu disodorkan, mana yang akan kamu reguk-genggam?
Ketika menjadi optimis, orang melihat kejadian buruk sebagai hal yang masih bisa diubah dan diusahakan. Satu kejadian buruk bukanlah ketok mati semua kejadian yang mengikuti di belakangnya akan sama buruknya. Akan ada sisi positif dari setiap kejadian, akan ada pelajaran yang bisa diambil dari setiap jenjang kehidupan sehingga kita bisa bangkit untuk memperbaiki bagian 'rusak' dan memulai fase baru.
pesimis itu terkadang terdengar lebih mudah. Terasa lebih mudah untuk dijalankan.
Karena kamu hanya akan diam. menyerah. pasrah. Toh sudah tidak bisa diapa-apakan lagi. Sial itu sebutmu untuk dirimu.
Ah, itu kan katamu. Kata ia, kata 'kacamata' yang lain, hidup itu terlalu indah untuk disia-siakan sekedar pesimis.
Terlalu sayang untuk dilewatkan cecapan manisnya. Hanya karena segelintir bahkan satu kejadian buruk. Percaya pada keadaan buruk yang semakin memburuk hanya akan semakin merusak harimu.
>< pesimis, optimis.
terdengar berat, tervisi berbagai langkah yang mesti diambil. terukir bayangan gurat kelelahan untuk mencapainya.
Menurutnya, optimis itu indah. Ada harap di baliknya. Ada ekspektasi. Ada upaya-upaya strategis peta pencapaian.
Dengan adanya itu, kita masih tetap bisa hidup dengan tidak sekedar hidup tetapi hidup dengan menikmati hidup. Itu karena kita tahu ada yang kita usahakan.
Kehidupan kita akan terus bergerak maju dengan harapan di sela-sela langkahnya. Mengintip-mengintai tiap langkah yang dijejak untuk satu kata : sukses. Bukan hanya pasrah dan menerima keadaan.
Menjadi pesimis atau optimis merupakan pilihan.
Menjadi pesimis mungkin merupakan pilihan mudah.
Menjadi optimis butuh perjuangan, tapi ada harga yang terbayarkan.
Jika dua pilihan itu disodorkan, mana yang akan kamu reguk-genggam?
2 komentar:
yoi, ahaha saya pilih optimis deh
walau kenyataannya ndak selalu.
btw, kmarin awa salah ngechat orang mbakyu
namanya siska sopo ngono, wah isin tenan
hahaha sayapun begitu, pengennya optimis terus. Tapi terkadang penerapannya failed juga, namanya manusia kali yaaa...
Hooo...salah nge-chat toh. Sopo sik di-chat? Nama siska pasaran kayake yooh :D
Posting Komentar